Jakarta, IDM – Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) menandatangani kontrak program pengembangan rudal nasional bersama lima perusahan industri pertahanan dalam negeri, Jakarta, Selasa (2/4).
Dikutip dari Instagram @ditjenpothan, Rabu (3/4), lima perusahaan industri pertahanan dalam negeri tersebut ialah PT Dirgantara Indonesia (PTDI); PT Pindad; PT Dahana; PT Len Industri (Persero); PT Aero Terra Indonesia; dan PT Mulia Laksana Aditama.
Penandatanganan kontrak program pengembangan rudal nasional itu dilakukan oleh Sekretaris Ditjen Pothan Brigjen Heri Pribadi bersama Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal.
Baca Juga: Satgas Yonarmed 10 Kostrad Rehabilitasi Eks Puskesmas Jadi Asrama Terintegrasi Anak Sekolah
Dalam keterangan unggahan tersebut, disebutkan PTDI yang ditunjuk sebagai lead integrator diharapkan dapat melaksanakan tugas sesuai rencana yang disepakati bersama dengan tahapan yang benar, sebagaimana tertuang dalam isi kontrak.
Adapun program pengembangan rudal nasional adalah salah satu arah pembangunan teknologi berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 8 tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara 2020-2024.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menerima paparan PT PAL, Januari 2024 lalu mengenai rencana pemasangan rudal Atmaca pada beberapa kapal perang atau KRI TNI AL yang kini tengah dimodernisasi, yaitu kelas Parchim, kelas Fatahillah, dan kelas FPB-57.
Dengan daya jelajah hingga 220 kilometer, keberadaan rudal produksi Turki tersebut tentu akan melambungkan daya gentar kapal perang TNI AL dalam mengamankan wilayah laut Indonesia.
Baca Juga: Apel Operasi Ketupat 2024, TNI-Polri Kerahkan 155.000 Personel
Di balik pembelian tersebut ternyata juga menyangkut skema transfer of technology atau alih teknologi. Kabar ini diungkapkan langsung Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali tentang kemungkinan Turki bekerja sama dengan Indonesia untuk bersama-sama membuat peluru kendali (rudal) jelajah anti-kapal di dalam negeri.
Menurut Ali, melalui transaksi rudal yang disebut selevel Harpoon dan Exocet tersebut, Turki bersedia membuat kerja sama membangun rudal nasional. Namun mantan komandan kapal selam Nanggala-402 itu mengakui rencana tersebut masih membutuhkan pembicaraan lebih lanjut.
“Turki rencananya bersedia buat kerja sama dengan produk lokal dengan komponen lokal yang nanti bisa diharapkan menjadi rudal nasional, tapi ini masih belum final,” ungkap Ali, pada Februari 2024 lalu. (at)