Jakarta, IDM – Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) selama 60 hari bakal melaksanakan Ekspedisi Jala Citra 3 Laut Flores. Bersama sejumlah lembaga peneliti lainnya, penelitian itu juga akan berfokus di Pulau Satonda dan Banda Naira.
Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat, mengungkapkan alasan kedua titik tersebut terdapat kaldera di bagian utara dan selatan. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut untuk antisipasi tsunami.
Baca Juga: Dukung Program Swasembada Pangan Prajurit Kostrad Turun ke Sawah
“Dari situ kami gerak cepat saat selesai ekspedisi 2 (Banda). BPBD dan BNPB pusat langsung membuat seminar bagaimana kalau misalnya terjadi tsunami,” ungkap Nurhidayat di Tanjung Priok, Rabu (29/3).

Ia menjelaskan, ekspedisi dibagi dalam lima etape, yaitu etape 1 dan 3 fokus mengutamakan penelitian oseanografi, etape 2 dan 4 fokus pada hidrografi, meteorologi, geologi, geofisika serta pertahanan dan keamanan.
“Selanjutnya, etape 5 di Pulau Satonda akan fokus pada aspek geososial,” jelasnya.
Baca Juga: Latma Garuda Guerrier 2023, dari Bertukar Strategi Hingga Saling Mengenal Kebudayaan
Sebelumnya, ekspedisi tahun ini ialah kelanjutan dari Jala Citra 2 Banda 2022 lalu. Nurhidayat memimpin keberangkatan KRI Spica-934 ke Laut Flores, di bawah komando Komandan Letkol Laut (P) Deirus Rizki Khair.
Kapal tersebut membawa 85 personel yang terdiri dari Pushidrosal, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta beberapa lembaga penelitian lainnya. (at)