Jakarta, IDM – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan wacana posisi komandan kapal perang (KRI) dapat dijabat oleh prajurit Kowal, masih menjadi tantangan bagi TNI AL.
“Ini tentu masih menjadi tantangan dalam organisasi TNI AL ke depan,” ungkap Ali saat di acara syukuran HUT Kowal ke-61 di Balai Samudra, Jakarta, Jumat (5/1).
Menurutnya, wacana kesetaraan gender militer dalam hal posisi komandan KRI untuk dapat dipimpin oleh Kowal masih dinilai agak sulit karena alasan faktor-faktor tertentu. “Untuk komandan KRI ini memang masih agak sulit karena faktor-faktor lain, faktor biologis mungkin yang mempengaruhi,” ujarnya.
Baca Juga: Pangkostrad Pimpin Sertijab 2 Jabatan Strategis di Kostrad, Ini Nama-namanya
Kendati demikian, Ali tidak menampik kemungkinan bakal menjadi suatu perubahan bahwa TNI AL ke depannya adaptif terhadap kesetaraan posisi komandan KRI yang juga mampu dijabat oleh prajurit wanita.
“Tapi ke depan, memang kalau kita bandingkan dengan negara lain di yang budayanya berbeda dengan kita mereka bisa (prajurit wanita jabat komandan kapal perang),” jelas Ali.
“(Seperti) komandan kapal Angkatan Laut di Singapura hingga di Eropa,” tambahnya.
Baca Juga: KSAL Pertimbangkan Komandan Lantamal Dijabat oleh Prajurit Kowal
Dilansir dari beberapa sumber, beberapa negara di dunia seperti Amerika Serikat pertama kali memiliki perwira wanita angkatan laut yang menjadi Komandan 11 kapal induk USS Abraham Lincoln, kapal induk kelas Nimitz. Sosok tersebut ialah Kapten Amy Bauernschmidt.
Kemudian, peran perempuan dalam sektor pertahanan dan keamanan Kanada, juga semakin menonjol. Hal ini antara lain terlihat dari sosok Annick MS Fortin, yang dipercaya menjadi Komandan Her Majesty’s Canadian Ship (HMCS) Winnipeg, salah satu kapal perang fregat Angkatan Laut Kanada.” (at)
