Jakarta, IDM – Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) TNI AL melaksanakan penyelaman untuk mengindentifikasi temuan ribuan amunisi yang diduga dari kapal perang tenggelam bekas Perang Dunia II di Perairan Cilacap, Kamis (20/7).
Dikutip dari keterangan Dispenal, Sabtu (22/7), penyelaman yang dipimpin Letkol Laut (P) Yudo Ponco Ari P, melaksanakan pemasangan tanda-tanda untuk memudahkan identifikasi obyek di dasar laut yang diduga sebagai bangkai kapal zaman Perang Dunia II.
Pada hari pertama, Kamis (20/7), lokasi penyelaman terdapat obyek besi dimensi 40 x 50 m dengan kondisi hancur penuh lubang, namun sulit diindentifikasi karena visibility sangat rendah dan arus cukup kencang.
Baca Juga: Satgas Yonif MR 411/Pdw Hadiri Deklarasi Damai Perang Suku Nduga
Meskipun dalam konsisi yang kurang mendukung, namun tim masih menemukan Ammo kaliber 12,7 mm di sekitar titik yang ditandai.
Hari kedua, pada Jumat (21/7), tim melaksanakan identifikasi dan pengamanan temuan ribuan amunisi sejak pukul 06.30 WIB dengan penyelaman secara visual, menggunakan kamera bawah air.
Hasil penyelaman hari kedua, ditemukan ruangan yang diduga sebagai gudang penyimpanan amunisi pada objek yang diduga kapal perang tersebut dan sejumlah amunisi ditemukan kurang lebih 200 butir. Selain amunisi 12,7 mm, terdapat amunisi pistol dan senapan.
“Temuan terakhir yang cukup signifikan adalah penyelam menemukan area chamber, atau tempat penyimpanan senjata dan amunisi dengan temuan amunisi yang kondisinya masih sangat bagus,” ungkap Komandan Lanal Cilacap Kolonel Laut (P) Bambang Subeno.
Baca Juga: Gelar Bakti Sosial Hari Bakti TNI AU, Danlanud SMH: Bantu Masyarakat yang Membutuhkan
“Ini memperkuat bahwa itu adalah kapal perang,” imbuhnya.
Sebelumnya, Lanal Cilacap mengamankan ribuan amunisi yang ditemukan oleh dua nelayan, yaitu Mukmin (35) dan Surono (45) saat beraktivitas mencari ikan di Perairan Cilacap.
Barang bukti yang ditemukan berupa lempengan besi, peluru tajam kaliber 12,7 mm, dan kaliber 7,62 mm dalam kondisi serbuk amunisi sudah terbuang dan kondisi selongsong dengan proyektil terpisah. (at)
