Jakarta, IDM – Para penerbang TNI Angkatan Udara dan United States Air Force (USAF) menggelar latihan taktik tempur udara atau Air Combat Tactics (ACT) di wilayah udara barat training area Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (20/6). Latihan ini menjadi rangkaian kegiatan dalam latihan bersama (Latma) Cope West 2023.
“Pada tahap ACT, pihak TNI AU dan USAF saling berhadapan mengemban dua misi berbeda, yakni misi Defensive Counter Air (DCA) dan misi Offensive Counter Air (OCA). Kedua misi tersebut diperankan secara bergantian oleh kedua angkatan udara, sesuai skenario latihan yang dibuat,” tulis Dispenau dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Prajurit TNI AL Gagalkan Penyelundupan Penyu di Raja Ampat
Salah satu penerbang TNI AU asal Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi yang turut dalam latihan kali ini, Lettu Pnb Akbar Aviantara menjelaskan perbedaan antara DCA dan OCA. Defensive Counter Air disebut penerbang dengan callsign “Bitzer” itu merupakan misi untuk mempertahankan area atau point yang telah ditentukan.
Sementara itu, OCA merupakan misi untuk menyerang. Pada latihan kali ini, tim DCA akan bertindak sebagai Blue Force dan Red Force akan mengemban tugas sebagai OCA.
Sebelum terlibat dalam ACT, para penerbang harus terlebih dahulu menguasai teknik serta pengetahuan tentang Basic Fight Maneuver (BFM), Air Combat Manuever (ACM), serta Tactical Intercept (TI) yang telah diberikan pada minggu pertama Latma Cope West 2023.
Baca Juga: Satgas Konga UNIFIL Penuhi Standarisasi Inspeksi PBB, Ini Alasannya
“Melalui beberapa latihan (exercise) di atas, para penerbang akan memiliki pengetahuan dan situational awareness yang cukup untuk melaksanakan misi ACT 4VX,” ungkap seorang perwira penerbang anggota Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi “The Dragon”.
Latihan ini tidak bisa diikuti oleh sembarang penerbang lantaran mereka harus memiliki sejumlah kualifikasi, misalnya seperti FL (Flight Leader), EL (Element Leader) dan Wingman. (yas)