Jakarta, IDM – Badan Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB atau OCHA mengatakan bahwa konflik bersenjata yang telah berlangsung selama enam bulan antara militer Sudan dan kelompok paramiliter telah menewaskan hingga 9.000 orang.
“Perang setengah tahun ini telah menjerumuskan Sudan ke dalam salah satu mimpi buruk kemanusiaan terburuk dalam sejarah, dengan 9.000 orang dilaporkan tewas, lebih dari 5,6 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan 25 juta orang membutuhkan bantuan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal OCHA, Martin Griffiths melansir laman resmi Unocha.org, Senin (16/10).
Baca Juga: AS Sebut Korut Kirim 1.000 Kontainer Senjata ke Rusia
Lebih lanjut, Griffiths menyebut konflik itu menyebabkan situasi jadi terpecah-belah. Masyarakat juga semakin rentan karena tidak memiliki akses terhadap bantuan kemanusiaan.
Negara-negara tetangga juga terkena dampaknya. Menurut Badan Migrasi PBB, lebih dari 4,5 juta orang mencari perlindungan di Sudan sedangkan 1,2 juta lainnya mengungsi ke negara lain.
Baca Juga: Putin: Pasukan Rusia Perkuat Posisi di Sepanjang Garis Depan Pertempuran
Sementara, utusan PBB juga mengalami hambatan dalam menjangkau masyarakat yang membutuhkan, khususnya terhambat oleh ketidakamanan dan birokrasi. Setidaknya 45 relawan tewas atau ditahan sejak 15 April lalu.
“Bahkan di daerah-daerah yang bisa kita akses, lembaga kemanusiaan masih terhambat karena kekurangan dana. Hanya 33 persen dari $2,6 miliar yang dibutuhkan untuk membantu mereka yang membutuhkan di Sudan tahun ini telah diterima,” ujarnya. (bp)