Kamis, 2 Mei 2024

AS: Dialog Dengan Taliban Bersifat Profesional Untuk Kali Pertama

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Pejabat senior AS melakukan tatap muka dengan Taliban sejak kelompok tersebut mengambil alih kekuasaan di Afghanistan. Pertemuan berlangsung di Doha, Qatar, akhir pekan kemarin.

Pihak AS menyebut pertemuan ini ‘profesional. Dan, “penilaian” terhadap Taliban akan diukur dari komitmen mereka, bukan kata-kata belaka.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price pada Minggu (10/10/2021) waktu setempat meenyatakan, delegasi AS pada pembicaraan akhir pekan di Doha, Qatar, berfokus pada masalah keamanan dan terorisme.

Juga jaminan akan jalur aman bagi warga AS, warga negara asing lainnya dan warga Afghanistan, serta hak asasi manusia, termasuk partisipasi perempuan dan anak perempuan di semua aspek kehidupan masyarakat Afghanistan.

Menurut Price, kedua belah pihak juga membahas penyediaan bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat, langsung kepada rakyat Afghanistan.

“Diskusi itu tidak dibuat-buat dan profesional, menegaskan kembali bahwa Taliban akan ‘diadili’ atas tindakannya, bukan hanya kata-katanya,” kata Price dalam pernyataan yang dirilis situs resmi Departemen Luar Negeri AS, state.gov, tanpa sedikit pun merinci isi pertemuan tersebut.

Kementerian luar negeri di Kabul mengatakan pertemuan dua hari itu berjalan dengan baik. Mereka menyambut baik tawaran bantuan kemanusiaan AS dan mengatakan pemerintah setempat akan memfasilitasi pengiriman dan bekerja sama dengan lembaga bantuan.

Namun, di lain pihak mereka mengatakan bantuan semacam itu “tidak boleh dikaitkan dengan masalah politik.

“Pertemuan membahas masalah-masalah yang relevan dan upaya harus dilakukan untuk memulihkan hubungan diplomatik ke keadaan yang lebih baik,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pertemuan serupa akan diadakan di masa mendatang bila perlu.

Pada Sabtu (9/10/2021), stasiun televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar mengutip pejabat menteri luar negeri Afghanistan yang mengatakan bahwa perwakilan Taliban meminta pihak AS untuk mencabut larangan cadangan bank sentral Afghanistan.

Kabarnya, menteri (merujuk Amir Khan Muttaqi) juga mengatakan Washington akan menawarkan vaksin untuk penanggulangan pandemi COVID-19 di Afghanistan dan kedua belah pihak membahas “membuka halaman baru” antara kedua negara. Pejabat Pemerintahan Presiden AS Joe Biden kepada Reuters pada Jumat (8/10/2021) menyayakan, delegasi AS siap “menekan” Taliban untuk membebaskan Mark Frerichs yang diculik.

Prioritas utama lainnya adalah “menagih janji” sekaligus memegang teguh komitmen Taliban untuk tidak membiarkan Afghanistan kembali menjadi sarang Al-Qaeda atau ekstremis lainnya.Taliban kembali menancapkan kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021, hampir 20 tahun setelah mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden menyusul serangan 11 September 2001.

Namun, para pejabat AS menegaskan, pertemuan akhir pekan itu merupakan kelanjutan dari “keterlibatan pragmatis” dengan Taliban dan “bukan tentang memberikan pengakuan atau memberikan legitimasi” kepada kelompok tersebut.

Mereka juga menjalin kontak dengan sejumlah orang Amerika dan orang-orang yang secara legal berstatus permanent resident yang ingin meninggalkan Afghanistan. Ribuan warga Afghanistan yang berisiko mengalami persekusi oleh Taliban hingga hari ini masih berada di negara itu.

Di sisi lain, Washington dan negara-negara Barat lainnya sedang bergulat dengan pilihan sulit karena krisis kemanusiaan yang parah tampak membesar di Afghanistan. Mereka mencoba mencari cara untuk terlibat dengan Taliban tanpa memberikan kelompok itu legitimasi yang diinginkannya, sembari memastikan bantuan kemanusiaan tetap mengalir ke negara itu. (ISSA)

BERITA TERBARU

INFRAME

Peringatan HUT ke-72 Kopassus

Upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlangsung di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (30/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER