Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal hipersonik ke Laut Timur pada Senin (6/1) siang waktu setempat. Peluncuran ini menjadi yang pertama kalinya di tahun 2025, dan menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Rusia menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada fisikawan Alexander Shiplyuk atas tuduhan pengkhianatan terhadap negara, khususnya terkait pengembangan rudal hipersonik.
Korea Utara (Korut) diklaim berhasil menguji coba mesin berbahan bakar padat untuk rudal hipersonik jarak menengah, yang diawasi langsung oleh Presiden Kim Jong Un.
Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan hulu ledak hipersonik yang dapat bermanuver. Uji coba ini merupakan terobosan terbaru dalam menciptakan persenjataan canggih.
Jepang dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk bekerja sama membangun rudal jenis baru dengan kemampuan mencegat senjata hipersonik, sekaligus dirancang untuk menyaingi Cina yang diyakini juga membangun rudal hipersonik serupa.
Iran mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan rudal hipersonik untuk pertama kalinya. Rudal yang diberi nama Fattah ini disebut dapat menembus sistem pertahanan rudal negara manapun dan mewujudkan ambisi Iran untuk memiliki keunggulan militer.
Rudal hipersonik Cina diklaim mampu hancurkan USS Gerald R. Ford, kapal induk terbesar di dunia milik Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu didasarkan atas sebuah simulasi perang melalui program khusus oleh pakar militer Cina.
Pemerintahan Rusia telah menahan seorang direktur lembaga sains terkemuka karena dicurigai melakukan pengkhianatan bersama dua ilmuwan. Mereka diduga secara sengaja membocorkan rahasia teknologi rudal hipersonik Rusia pada Cina.
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya berhasil uji coba rudal hipersonik yang diluncurkan dari pesawat pengebom B-52H. Rudal ini diklaim memiliki kemampuan mencapai target lima kali lebih cepat dari kecepatan suara.