Minggu, 5 Mei 2024

Prestasi Prabowo di Kopassus yang Jarang Orang Tahu, dari Pimpin Pembebasan Sandera Mapenduma Hingga Kibarkan Merah Putih di Puncak Everest

BACA JUGA

Jakarta, IDM — Hari ini Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memperingati hari jadinya yang ke-71. Tema yang diusung pada perayaan kali ini adalah “Kopassusku, Kopassus Kita, Kopassus Patriot dan Kopassus untuk Indonesia”.

Salah satu sosok yang tidak bisa dilepaskan dari berbagai prestasi yang diraih Kopassus adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus periode 1996-1998.

Kopassus adalah bagian dari Komando Utama milik TNI Angkatan Darat (TNI AD) yang memiliki keahlian khusus, yakni bergerak cepat di berbagai medan tempur, menembak tepat sasaran serta melakukan pengintaian anti teror.

Baca Juga: HUT ke-71 Kopassus, Kilas Sejarah Lahirnya Korps Baret Merah

Peran Prabowo yang ikonik adalah saat terlibat dalam operasi pembebasan sandera Mapenduma. Pada 8 Januari 1996, sebanyak 26 orang yang berasal dari 10 Tim Ekspedisi Lorentz yang terdiri dari 3 orang periset WWF dan UNESCO, serta 13 penduduk desa yang sedang mengumpulkan data di Mapenduma Papua disandera oleh ratusan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dipimpin oleh Daniel Yudas Kogoya.

Effendi Soen, seorang jurnalis TVRI yang saat itu sedang bertugas meliput operasi militer Mapenduma, mengenang bagaimana Prabowo sebagai Danjen Kopassus memimpin pembebasan sandera.

“Hampir di setiap kegiatan itu wartawan berlomba untuk dapat akses masuk dan pertama operasi tidak boleh diketahui pihak lawan, saya sangat menyadari mengikuti operasi militer hal mendasar yang semakin kita dipercaya semakin kita mampu bergerak,” cerita Effendi Soen dalam Program Journalist On Duty Metro TV Tahun 2011.

Ia juga mengaku ikut menyaksikan bagaimana Prabowo memimpin pasukan operasi militer dan mengatur strategi guna membebaskan sandera.

“Saya melihat Prabowo yang dipatuhi oleh pasukannya. Bebannya luar biasa karena menyangkut dunia international. Keputusan sekecil apapun harus diperhitungkan karena kita akan membuat keputusan terkait penyergapan itu. Di satu sisi ngeri juga, namun di sisi lain saya bangga karena Indonesia punya kemampuan,” lanjut Effendi.

Baca Juga: Gugur Diserang KST, Prajurit Operasi SAR Pilot Susi Air Belum Dievakuasi

Selama penyanderaan para korban digiring berjalan di hutan Papua tanpa mendapatkan asupan makanan sehingga beberapa sandera jatuh sakit.

Prabowo mendengar situasi tersebut, ia langsung pegang kendali operasi untuk menggerakkan pasukan, seperti melakukan pengintaian melalui jalur udara yang dilakukan secara berkala.

Proses membebaskan penyanderaan memang tak mudah, terlebih para sandera berada di tengah hutan belantara yang sangat lebat dan luas serta tanpa alat komunikasi apapun. Akan tetapi, di bawah pimpinan Prabowo sebagai Danjen Kopassus kala itu, ia terus melakukan operasi dan tekanan kepada pihak penyandera.

Tim Kopassus yang dikerahkan Prabowo berasal dari Group 5 Antiteror yang berseragam hitam-hitam. Pada saat itu, pasukan Kopassus juga dibantu oleh Kostrad Yon 330, 328, dan 327 (Jawa Barat), Batalyon 514 (Brawijaya), Batalyon 742 (Trikora) Penerbad dan TNI AU.

Perjuangan Prabowo dan pasukannya akhirnya membuahkan hasil. Para tawanan berhasil diselamatkan, meskipun dua orang sandera tewas di tangan OPM.

Baca Juga: Tetap Berlanjut, Panglima TNI Tingkatkan Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air

Tak hanya itu, kiprah Prabowo dalam mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional juga patut diacungi jempol. Ia adalah sosok di balik ide cemerlang pengibaran bendera Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia Everest. Prabowo mengamanatkan tugas tersebut kepada Serka (Purn) Asmujino dan Brigjen Iwan Setiawan.

Asmujino adalah orang pertama yang teriakkan takbir di puncak gunung tersebut dengan ketinggian 8.848 mdpl di atas permukaan laut. Bersama dengan Iwan, Asmujino telibat dalam Ekspedisi Everest Indonesia tahun 1997.

Pada 12 Maret 1997, sebanyak 10 personel Kopassus mendaki puncak Gunung Everest melalui jalur selatan. Sedangkan, jalur utara dilakukan oleh enam personel yang dilakukan pada 22 Maret 1997.

Berbagai risiko hidup dan mati memang dihadapi para pendaki. Namun dengan semangat juang dan tekad yang tinggi, Merah Putih akhirnya berhasil dikibarkan di puncak gunung tersebut.

BERITA TERBARU

INFRAME

Peringatan HUT ke-72 Kopassus

Upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlangsung di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (30/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER