Jakarta, IDM – Melihat situasi Rusia-Ukraina saat ini, banyak negara yang meningkatkan kekuatan pertahanannya seiring dengan ancaman yang semakin dinamis. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan melakukan modernisasi sektor pertahanan. Modernisasi dilakukan guna untuk meningkatkan kekuatan tempur setiap negara, seperti halnya yang dilakukan oleh China pada saat ini.
China secara serius mengembangkan dan menciptakan teknologi yang mumpuni, termasuk dalam hal pengembangan pesawat tempur.
Dikutip dari Eurasian Times, Perdana Menteri China Li Keqiang pada 5 Maret mempresentasikan proposal untuk anggaran pertahanan 1,45 triliun yuan ($230 miliar) untuk tahun fiskal 2022, naik 7,1% dari $209 miliar tahun lalu.
Li Keqiang mengajak pemerintah China dari semua tingkatan untuk memberikan dukungan akan hal tersebut.
“Pemerintah di semua tingkatan harus memberikan dukungan yang kuat untuk pembangunan pertahanan negara dan angkatan bersenjata, sehingga persatuan antara militer dan pemerintah dan antara militer dan rakyat akan tetap kokoh,” kata Li Keqiang Perdana Menteri dalam pidatonya di Kongres Rakyat Nasional.
Menurut data resmi, kenaikan anggaran ini adalah yang tercepat sejak 2019 ketika belanja pertahanan China naik 7,5%, kemudian meningkat pada tahun 2020 sebesar 6,6% dan pada 2021 sebesar 6,8%.
Peningkatan anggaran ini didasarkan pada tantangan yang tengah dihadapi China, seperti di Laut China Selatan. Hal tersebut dikarenakan sengketa yang terjadi di pulau-pulau yang dikendalikan China yang mengakibatkan ketegangan dengan India di sepanjang Laut China Selatan. Beijing mengklaim AS melakukan latihan militer intensif di dekat China pada tahun 2021.
Kelompok serang kapal induk dan amfibi memasuki Laut Cina Selatan sebanyak 13 kali, jumlah yang lebih banyak dua kali lipat dari kegiatan tahun 2020. Menurut sebuah badan penyelidikan situasi strategis Laut China Selatan, Setidaknya 11 kapal selam serang bertenaga nuklir AS terlihat di atau dekat LCS tahun lalu. (ADT)
