Jakarta, IDM – Hasil pemeriksaan terhadap puing-puing balon pengintai Cina yang di tembak jatuh pada awal Februari lalu mengungkapkan bahwa balon tersebut mampu menangkap dan mengumpulkan informasi intelijen dari beberapa situs militer di Amerika Serikat (AS). Bahkan, balon yang sempat mengorbit selama beberapa hari itu diduga mampu mengirim data secara langsung atau realtime ke otoritas di Beijing.
Dilansir dari NBC, Rabu (5/4), laporan tersebut diungkapkan oleh dua pejabat senior AS dan satu mantan administrator yang identitasnya disembunyikan. Balon berukuran tiga bus sekolah itu diketahui terbang dalam formasi angka delapan di sekitar situs sensitif AS.
Baca Juga: Stoltenberg: Finlandia Resmi Menjadi Anggota NATO ke-31
“Informasi intelijen yang dikumpulkan Cina sebagian besar berasal dari sinyal elektronik, yang dapat diambil dari sistem senjata, termasuk komunikasi dari personel yang ada di markas, bukan gambar,” ujarnya.
Lebih lanjut, kemampuan menangkap sinyal balon pengintai itu mampu bekerja secara maksimal jika pemerintah AS tidak menggunakan teknologi untuk mengaburkan sinyal di sekitar situs militer mereka.
Meski hasil pemeriksaan ini telah diungkapkan ke publik, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Kirby John menolak untuk menjawab pertanyaan tentang jenis sinyal elektronik atau alat komunikasi yang dapat diakses oleh balon Cina tersebut.
Baca Juga: Hadapi Ekspansi NATO, Rusia Perkuat Pertahanan Militer
“Mengetahui balon itu memasuki wilayah udara AS, kami mengambil tindakan untuk membatasi kemampuannya untuk mengumpulkan informasi tambahan atau informasi yang sangat berguna bagi Cina,” ujar Kirby.
Hingga saat ini, Pemerintah AS masih belum dapat mengetahui secara pasti mungkinkah Cina mampu menghapus data yang telah dikirim dari balon tersebut. Hal itu pun menimbulkan pertanyaan apakah ada informasi intelijen yang berhasil dikumpulkan oleh balon pengintai yang tidak diketahui Pentagon karena Cina bersikeras bahwa balon itu hanya digunakan untuk kepentingan meteorologi. (bp)