Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan bahwa pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus merupakan sebuah ancaman nyata. Menurutnya, keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin itu tidak bertanggung jawab.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa sebuah senjata nuklir taktis telah dipindahkan ke Belarus pada beberapa waktu lalu. Menurutnya, alasan dari keputusan penyebaran senjata nuklir tersebut yaitu sebagai bentuk peringatan terhadap barat akan kekuatan yang dimiliki Rusia.
International Atomic Energy Agency (IAEA), sebuah badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia tengah berada di situasi yang berbahaya. Menurutnya, hancurnya bendungan Kakhovka beberapa hari lalu telah menimbulkan ancaman terhadap kompleks PLTN terbesar di Eropa tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutkan bahwa pihaknya akan segera menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia pada 7-8 Juli mendatang. Penyataan itu diungkap Putin saat bertemu dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Jumat (9/6).
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyerukan kerja sama internasional untuk menekan program pengembangan rudal nuklir Korea Utara (Korut). Kerja sama tersebut dapat berupa sanksi ekonomi yang diperbanyak agar menghambat pembiayaan Korut untuk mencapai ambisi nuklirnya.
Iran baru-baru ini mengklaim berhasil meluncurkan rudal balistik generai keempat yang diberi nama Khaibar. Uji coba tersebut telah meningkatkan ketegangan global, menyusul pernyataan oleh beberapa petinggi negara mengenai kemungkinan eskalasi nuklir Iran.
Jepang mengecam langkah Rusia yang akan segera menyimpan senjata nuklir taktis di Belarusia. Negara matahari terbit itu juga akan memberlakukan sanksi tambahan dan mendorong negara-negara G7 untuk melakukan hal serupa.
Rusia akan segera menempatkan senjata nuklir taktis miliknya di negara tetangga, Belarusia. Keputusan itu diraih ketika menteri pertahanan kedua negara melakukan pertemuan bilateral di Minks pada Kamis (25/5).
Iran membangun fasilitas nuklir bawah tanah yang terletak di dekat puncak Pegunungan Zagros. Fasilitas itu dibangun sangat dalam hingga disebut berada di luar jangkauan senjata Amerika Serikat (AS) yang dirancang untuk menghancurkan situs serupa.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) telah sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan melalui Deklarasi Washington. Melalui kesepakatan tersebut, kedua negara akan membentuk Badan Konsultatif Nuklir atau Nuclear Consultative Group (NCG) yang bertujuan untuk mencegah ancaman agresi nuklir Korea Utara (Korut).
Para menteri luar negeri dari negara-negara anggota G7 satu suara mengecam agresi Rusia di Ukraina maupun ancaman retorika nuklir yang meningkat. Mereka juga sepakat untuk mempertegas sanksi terhadap Moskow.
Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mengungkapkan kekhawatiran atas aktivitas siber Korea Utara (Korut) yang semakin meningkat. Tindakan siber tersebut, diduga merupakan bagian dari strategi Korut untuk mengembangkan program nuklir.
International Atomic Energy Agency (IAEA) melaporkan bahwa Iran telah mengolah uranium hingga berada di tingkat kemurnian 83,7 persen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena mendekati tingkat uranium yang dibutuhkan untuk membuat bom atom yaitu 90 persen.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-Yeol mengatakan bahwa kerja sama trilateral antara Jepang dengan Amerika Serikat (AS) harus semakin dipererat di tengah meningkatnya ancaman aktivitas nuklir Korea Utara (Korut).