Jakarta, IDM – Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI M Hasan menyebut bahwa meledaknya gudang munisi daerah (gudmurah) milik Kodam Jaya pada Sabtu (30/3) malam akibat akibat reaksi kimia munisi yang labil karena sudah kadaluarsa.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil analisis sementara, ledakan berasal dari materil-materil amunisi yang telah kadaluarsa bergesekan sehingga menimbulkan percikan api.
“Kami menganalisa bahwa ini karena amunisi yang sudah kadaluarsa, yang sudah dikembalikan dan kami sudah membuat surat untuk penghapusan sebenarnya dari awal tahun kemarin tapi karena ini masih berproses, kita kumpulkan dulu kita rapikan satu persatu,” jelas Hasan.
Baca Juga: Warga Palang Jalan Poros Wamena-Tolikara Akibat Sengketa Pemilu
Usai kejadian tersebut, ia memastikan bahwa sistem pergudangan sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
“Karena lokasinya (gudang) berada di bunker dan di atasnya ada tanggul-tanggul yang mengamankan kalau ada ledakannya ke samping. Tetapi kalau ke atas mungkin bisa menyebar sampai ke beberapa tempat,” ujar Hasan.
Sementara itu, pengamat pertahanan Khairul Fahmi mengimbau untuk tidak terburu-buru dalam menyimpulkan meledaknya gudmurah adalah indikator kinerja pemeliharaan amunisi di lingkungan TNI belum bekerja secara maksimal.
Baca Juga: TNI AU dan RAAF Gelar Initial Planning Conference Jelang Latma Rajawali Ausindo 24
“Selain kemungkinan adanya kelemahan pemeliharaan, masih ada kemungkinan lain seperti kelalaian, sabotase atau keadaan kahar yang harus dipastikan,” ujar dia.
Fahmi melanjutkan, untuk mengetahui penyebab insiden ini diperlukan audit dan investigasi mendalam agar informasi didapatkan secara komprehensif.
“Misalnya soal rincian jenis dan kondisi amunisi yang disimpan, kondisi kelaikan gudang maupun apakah pelaksanaan penyimpanan dan perawatannya sudah sesuai mekanisme dan prosedur yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan tentang penyelenggaraan pemeliharaan amunisi di lingkungan Kemhan dan TNI,” jelas Fahmi.
Baca Juga: Personel Satgas Indo RDB XXXIX-E/MONUSCO Terlibat Pembangunan Infrastruktur di Kongo
Sejauh ini, kata Fahmi, langkah penanganan yang dilakukan pihak TNI AD sudah sesuai prioritas dengan melakukan pengosongan area yang dinilai masih berbahaya dan mengevakuasi warga.
“Selanjutnya TNI AD juga harus tetap intens melakukan sosialisasi pada warga masyarakat untuk tetap menjauhi area bahaya, tidak mendekati material-material mencurigakan di sekelilingnya dan segera melaporkan jika ada temuan,” lanjutnya. (nhn)