Minggu, 5 Mei 2024

Dinas Sejarah TNI AL Berencana Kembangkan Shipwreck Museum di Indonesia

BACA JUGA

Jakarta, IDM – Dinas Sejarah TNI AL (Disjarahal) berencana mengembangkan shipwreck museum, pascaberkunjung dan melakukan objek riset di Mary Rose Museum, Porstmouth, Inggris, Selasa (27/6).

Shipwreck museum adalah pameran yang terdiri dari reruntuhan kapal karam. Kadisjarahal Laksamana Pertama TNI Hariyo Poernomo, mengatakan hal itu dikarenakan masih banyak reruntuhan kapal bernilai sejarah di dasar laut.

“Seperti kapal Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Gajah Mada yang tenggelam dalam Pertempuran Teluk Cirebon, pada 5 Januari 1947 silam,” ungkapnya dikutip dari keterangan Dispenal, Senin (3/7).

Baca Juga: Kendaraan Tempur Anoa Milik Kodam Siliwangi, “Gruduk” Mapolda Jabar

Mary Rose merupakan kapal layar Kerajaan Inggris yang tenggelam dalam pertempuran melawan armada Prancis di perairan utara Isle of Right 1545. Kapal berhasil diangkat pada 1982 dan dibuatkan museum khusus dengan display memukau dan narasi historis yang lengkap.

Disjarahal
(Foto: Dok. Dispenal)

Disjarahal juga mengunjungi Royal Navy Museum memiliki koleksi HMS Victory yang dikomandani Laksamana Nelson terlibat dalam pertempuran Trafalgar 1805 dan kapal perang bertenaga hibrid uap dan layar, HMS Warrior, diresmikan pada 1861. Hal ini menarik untuk dikaji karena sampai saat ini Indonesia belum memiliki jenis museum dan koleksi seperti itu.

Tak hanya itu, Disjarahal juga mendapatkan pelajaran berharga tentang pengeloaan floating museum di Marine Museum di Den Helder, Belanda yang memiliki dua kapal asli diapungkan, yaitu kapal tempur jenis ironclad Hr. Ms. Scorphioen buatan 1868 dan kapal penyapu ranjau Hr. Ms. Abraham Crinjssen buatan tl1936 serta sebuah kapal selam buatan 1962 Hr. Ms. Tonijn yang dipajang di daratan.

Baca Juga: 5 Taruna Dapat Penghargaan dari Gubernur Akmil

“Museum-museum di kedua negara tersebut mampu menyajikan konten kesejarahan yang mampu menimbulkan kebanggaan nasional sekaligus disukai publik,” ujar Hariyo.

Disjarahal
(Foto: Dok. Dispenal)

Kegiatan yang dilakukan Disjarahal di kedua negara yang memiliki tradisi kemaritiman yang kuat tersebut sangat berguna untuk melanjutkan pengembangan Museum Pusat Angkatan Laut di Surabaya.

Terlebih, museum-museum tersebut memiliki kekuatan koleksi, keunggulan tata pamer yang menggabungkan aspek artistik dengan teknologi digital, dan cara pemasaran ke publik. Eksistensi museum juga terintegrasi dengan sektor lain, seperti transportasi dan UMKM.

“Kami banyak mendapatkan inspirasi dari tampilan koleksi benda-benda bersejarah di sana,” katanya. (at)

BERITA TERBARU

INFRAME

Peringatan HUT ke-72 Kopassus

Upacara peringatan HUT ke-72 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berlangsung di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (30/4).

EDISI TERBARU

sidebar
ads-custom-5

POPULER