Situbondo, IDM – Manuver dua jet tempur F-16 mengawali operasi pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9). Kedua burung besi milik TNI AU itu menandai perebutan wilayah dengan meluncurkan beberapa ledakan bom dalam latihan puncak Super Garuda Shield (SGs) 2023.
Setelah tanda dari F-16 muncul, 10 kendaraan tempur Marinir TNI AL, termasuk tank LVT-7 dan kendaraan amfibi pengangkut artileri (KAPA) K-16 dikeluarkan dari kapal landing ship tank (LST) milik TNI AL. Mereka mengapung di laut dan mendarat di Pantai Banongan.
Baca Juga: Panglima TNI: Lapas Militer Jauh Lebih Angker dan Intoleran dari Lapas Umum
Begitu mendarat, prajurit Korps Marinir TNI AL berhamburan keluar. Mereka bersiap menyusup dan menyerbu sasaran musuh. Selain penyerbuan, sejumlah senjata milik Korps Marinir TNI AL juga terlibat dalam operasi latihan tersebut.
Beberapa di antaranya adalah senjata artileri meriam Howitzer 105 mm dan roket Multiple Launch Rocker System (MLRS) RM-70 yang digunakan untuk menyerang sasaran. Senjata-senjata tersebut mengeluarkan sejumlah tembakan sepanjang operasi pendaratan amfibi berlangsung.
Operasi tersebut berjalan sekitar satu jam. Selain TNI AL, operasi gabungan ini juga diikuti oleh sejumlah negara seperti Jepang, Singapura dan Amerika Serikat.
Di ujung operasi, dua kapal Landing Craft Air Cushion (LCAC) milik US Navy juga mendarat di Pantai Banongan. Kapal-kapal itu membawa sejumlah tank, meski tidak dikeluarkan.
Baca Juga: Gara-gara Abu Vulkanik, Operasi Lintas Udara Super Garuda Shield 2023 Batal Digelar
Setelah rampung, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono beserta kepala staf tiga matra dan didampingi Komandan Jenderal 8th Theater Sustainment Command US Army Pacific Mayjen Jered Helwig, meninjau salah satu LCAC milik US Navy.
Operasi pendaratan amfibi merupakan puncak Latihan Super Garuda Shield 2023. Agenda ini diikuti oleh nyaris 5.000 prajurit, baik dari TNI maupun personel negara lain. SGs diikuti oleh 20 negara yang terdiri dari peserta dan pengamat (observer). (un)
