IDM – Australia telah membatalkan pengakuannya atas Yerusalem barat sebagai Ibu kota Israel, Selasa (18/10). Tindakan membalikkan keputusan kontroversial oleh pemerintah sebelumnya dilakukan karena Menlu saat ini menganggap bahwa masalah terkait Yerusalem belum terselesaikan dengan baik antara Israel dengan Palestina.
Dilansir dari Foreignminister.go.au, sebuah laman resmi Pemerintah Australia, Selasa (19/10), Menlu Australia Penny Wong mengatakan bahwa “Hari ini Pemerintah telah menegaskan kembali posisi lama Australia bahwa Yerusalem adalah masalah status akhir yang harus diselesaikan sebagai bagian dari negosiasi damai antara Israel dan rakyat Palestina.”
Berdasarkan keputusan tersebut, Ibu Kota Israel adalah Tel Aviv dan Kedubes Australia akan tetap berada disana. Menurut Wong, perubahan keputusan ini tidak mempengaruhi hubungan baik dengan Israel.
“Australia akan selalu menjadi teman setia Israel. Pemerintah ini tidak akan goyah dalam mendukung Israel dan komunitas Yahudi di Australia,’ ujar Wong.
Wong juga menegaskan bahwa Australia berada di posisi yang mendukung solusi perdamaian Palestina terkait konflik dengan Israel.
“Dukungan kami tak tergoyahkan bagi rakyat Palestina, memberikan dukungan kemanusiaan setiap tahun sejak 1951 dan mengadvokasi untuk melanjutkan negosiasi perdamaian,” tambah Wong.
Menanggapi tindakan Australia, Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyesalkan keputusan tersebut. Menurut Lapid, keputusan Australia merupakan tindakan yang salah dan tergesa-gesa karena hakikatnya Yerusalem adalah ibu kota Israel.
“Mengingat bagaimana keputusan ini dibuat di Australia, sebagai tanggapan yang tergesa-gesa terhadap laporan yang salah di media, kami hanya dapat berharap bahwa pemerintah Australia menangani hal-hal lain dengan lebih serius dan profesional. Yerusalem adalah ibu kota Israel yang abadi dan bersatu dan tidak ada yang akan mengubah itu,” ujar Lapid, dilansir dari Gov.il, sebuah laman resmi Pemerintah Israel, Selasa (18/10). (BP)
