Pesawat tempur F-5 Tiger II pernah menjadi salah satu unsur alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memperkokoh kekuatan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan dapat diandalkan dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Memasuki pintu gerbang Museum Mandala Wangsit Siliwangi di Kota Bandung, kita akan disuguhi sebuah patung berdiri gagah dengan posisi menunjuk ke arah kanan. Patung tersebut diapit dua buah kendaraan tempur (ranpur) zaman kemerdekaan yaitu Meriam 40 MM L 60 Bofors dan Tank Stuart M3 AJ.
TNI Angkatan Udara sebagai salah satu matra penjaga NKRI dilengkapi dengan alutsista berupa burung besi yang mampu bermanuver di udara. Kecanggihannya pun terus dimutakhirkan sesuai perkembangan zaman.
Keberadaan pesawat Hercules memiliki nilai strategis dalam upaya pembangunan kekuatan angkut berat TNI Angkatan Udara (TNI AU). Menilik sejarahnya, Indonesia pertama kali menyambut kedatangan pesawat Hercules pada 18 Maret 1960 di Pangkalan Udara (PU) Kemayoran, Jakarta.
Di era penumpasan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Maridjan Kartosuwiryo pada tahun 1957-1962 sebuah ambulans jadul rakitan pabrik Chevrolet Karoseri General Motor Jakarta menjadi saksi biksu sejarah yang kini masih terawat dengan baik.
Banyak strategi perang yang diterapkan di medan pertempuran, salah satunya adalah taktik gerilya, yakni perang dengan kelompok-kelompok pasukan kecil yang menyerang secara hit and run ke posisi musuh yang rentan untuk diserbu. Menurut perwira Angkatan Darat Inggris, Mayor Jenderal Orde Charles Wingate, tentara kecil tidak akan bisa menang melawan tentara besar. Jadi, perang gerilya harus dilakukan hanya untuk memeras dan mengurangi ‘darah’ musuh.
TNI Angkatan Udara (TNI AU) hampir tidak pernah absen, bahkan kerap menjadi yang pertama dan terdepan dalam sejumlah misi kemanusiaan yang ditugaskan pemerintah. Hal tersebut tidak terlepas dari peran dan karakteristik pengerahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU yang identik dengan kecepatan, salah satunya pesawat. Kesiapan personel TNI AU dalam setiap operasi juga menjadi kunci terlaksananya misi secara optimal.Â
Berada di tengah-tengah kota Makassar tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Sawerigading, Ujung Pandang, Monumen Mandala berdiri tegak menjulang menunjukkan eksistensi perjuangan Indonesia merebut kembali Irian Barat dari Belanda pada tahun 1962.
S-75 Dvina merupakan sebuah sistem peluru kendali alias rudal darat ke udara yang dibuat oleh Uni Soviet (Rusia) yang disebutkan oleh mereka dengan C-75, sementara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyebutnya dengan SA-2 Guideline.
Pesawat tempur A-4 Skyhawk menjadi salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang pernah memperkokoh kekuatan TNI Angkatan Udara (TNI AU) dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Pesawat Dakota RI-001 Seulawah dikenal sebagai pesawat angkut pertama yang dimiliki oleh Indonesia sekaligus pelopor penerbangan sipil nasional, Indonesian Airways. Pesawat ini memiliki sejarah yang unik lantaran dibeli dari hasil sumbangan dana rakyat Aceh pada tahun 1948.
Bangsa Indonesia menempuh jalan panjang untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan mati-matian tidak hanya dilakukan oleh para pejuang, tapi juga didukung segenap lapisan masyarakat. Jerih payah hingga mempertaruhkan nyawa dilakukan para pendahulu untuk menjamin kemakmuran generasi penerus.
Mungkin sebagian orang belum mengetahui bahwa di tengah Kota Yogyakarta antara jalan Jenderal Sudirman dan jalan Oerip Soemohardjo terdapat sebuah bunker bekas peninggalan tentara Jepang.
Riwayat panjang penjajahan membuat sisa-sisa era kolonial masih tersimpan di sejumlah wilayah di Tanah Air. Salah satunya adalah Benteng Vredeburg di Yogyakarta. Bangunan tersebut menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah sepanjang era kolonial yang terjadi sejak Pemerintah Belanda memasuki Kota Gudeg.
Kapal selam adalah salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) bawah laut yang diandalkan berbagai negara-negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan India tentunya memiliki armada kapal selam dengan jumlah yang banyak.
Helikopter Hiller 360 telah menjadi bagian dari sejarah penerbangan Republik Indonesia. Pasalnya, helikopter buatan Hiller Aircraft Amerika Serikat (AS) ini tercatat sebagai helikopter pertama yang dimiliki oleh Indonesia usai meraih kemerdekaan.