Korea Utara (Korut) kembali menembakkan beberapa rudal jelajah ke Laut Kuning. Peluncuran tersebut menjadi langkah konfrontatif lainnya usai kapal selam rudal balistik Amerika Serikat (AS) tiba di pelabuhan Korea Selatan (Korsel) minggu lalu.
Korea Utara (Korut) belum menanggapi permintaan Amerika Serikat (AS) untuk berdiskusi terkait tentara yang ditahan akibat melanggar perbatasan di Zona Demiliterisasi Korea. Beberapa pengamat memperkirakan upaya memulangkan tentara AS itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Otoritas Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa salah satu tentaranya telah ditahan oleh Korea Utara (Korut) karena melintasi perbatasan tanpa izin. Kejadian itu dikhawatirkan dapat memperburuk hubungan antara AS dan Korut yang sedang bersitegang selama beberapa bulan terakhir.
Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal balistik ke arah Laut Timur Rabu (19/7). Peluncuran tersebut dilakukan hanya beberapa jam setelah kapal selam rudal balistik Amerika Serikat (AS) tiba di pelabuhan Korea Selatan (Korsel) untuk pertama kalinya dalam empat dekade.
Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara (Korut). Peluncuran rudal itu disebut sebagai "ancaman mematikan" bagi perdamaian dan stabilitas keamanan di Semenanjung Korea.
Korea Utara (Korut) mengecam rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir di perairan Semenanjung Korea. Menurut Korut, langkah AS itu disebut dapat memicu eskalasi konflik bersenjata nuklir.
Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pasukan militernya telah berhasil meneliti puing-puing satelit pengintai Korea Utara (Korut) yang diambil dari dasar laut sedalam 75 meter di wilayah barat Semenanjung Korea. Korsel menyebut, satelit itu tidak memiliki perangkat yang mendukung untuk menjalankan misi pengintaian maupun intelijen dengan baik.
Pemerintah Korea Utara (Korut) mengungkapkan bahwa gagalnya peluncuran satelit militer pada bulan lalu merupakan “kegagalan terbesar” yang pernah dialami negara tersebut. Otoritas yang bertanggung jawab atas peluncuran satelit itu disebut telah "dikecam habis-habisan."
Korea Selatan (Korsel) melaporkan bahwa mereka telah menemukan puing-puing rudal Korea Utara (Korut) yang gagal diluncurkan pada beberapa waktu lalu. Semua puing itu diambil dari dasar laut sedalam 75 meter di wilayah barat Semenanjung Korea.
Korea Utara (Korut) dilaporkan telah meluncurkan rudal jarak pendek ke arah Laut Jepang pada Kamis (15/6). Peluncuran rudal tersebut dilakukan beberapa saat setelah Korut memperingatkan Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel) untuk tidak menggelar latihan militer di sekitar Semenanjung Korea.
Amerika Serikat (AS) mengaku khawatir Korea Utara (Korut) akan memasok senjata tambahan untuk Rusia. Kekhawatiran itu muncul setelah Presiden Kim Jong Un berjanji untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Presiden Vladimir Putin.
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengungkapkan sebuah pesan khusus untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangka memperingati Hari Nasional Rusia pada Senin (12/6). Dalam pesan tersebut, Kim berjanji untuk terus “bergandengan tangan” serta bekerja sama untuk membangun negara yang kuat dan mempertahankan keamanan global.
Korea Utara (Korut) mengakui bahwa pihaknya telah gagal meluncurkan satelit pengintai militer pada Rabu (31/5). Satelit itu disebut jatuh ke laut hanya beberapa saat setelah mengudara.
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyerukan kerja sama internasional untuk menekan program pengembangan rudal nuklir Korea Utara (Korut). Kerja sama tersebut dapat berupa sanksi ekonomi yang diperbanyak agar menghambat pembiayaan Korut untuk mencapai ambisi nuklirnya.
Pemerintah Jepang siagakan sistem pertahanan rudal balistik dan berjanji akan menembak jatuh setiap rudal maupun puing-puing satelit militer Korea Utara (Korut). Langkah tersebut dilakukan setelah Korut memberi tahu penjaga pantai Jepang bahwa mereka akan meluncurkan satelit ke luar angkasa sekitar 31 Mei hingga 11 Juni.