Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memperingati HUT ke-75 negaranya dengan menggelar parade militer dan pertukaran diplomatik pada beberapa waktu lalu. Ia pun berjanji untuk mempererat hubungan bilateral dengan Cina dan Rusia.
Korea Utara (Korut) meresmikan 'kapal selam tempur nuklir taktis' pertamanya untuk ditugaskan berpatroli di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Peresmian itu disebut sebagai bukti kekuatan Angkatan Laut Korut yang semakin berkembang.
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dikabarkan berencana berkunjung ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di bulan ini. Pertemuan itu bertujuan untuk membahas kemungkinan pasokan senjata dari Korut ke Rusia.
Korea Utara (Korut) menggelar latihan simulasi “serangan nuklir taktis" yang melibatkan dua rudal penjelajah jarak jauh pada beberapa waktu lalu. Latihan itu disebut untuk "memperingatkan musuh" akan kesiapan perang nuklir Korut.
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan agar Angkatan Laut negaranya terus meningkatkan kekuatan militer. Permintaan itu menyusul tindakan Amerika Serikat (AS) yang menurutnya telah mengubah perairan Semenanjung Korea menjadi “tidak stabil dengan bahaya perang nuklir".
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un melakukan inspeksi uji coba rudal jelajah di Pyongyang pada beberapa waktu lalu. Uji coba itu dilakukan sebagai unjuk kekuatan menjelang latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS).
Korea Utara (Korut) mengklaim bahwa tentara Amerika Serikat (AS) yang ditahan akibat melanggar batas teritorial itu memang sengaja melakukan tindakannya untuk mencari perlindungan dan melarikan diri dari "tindakan rasisme" selama bertugas.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) terus mengembangkan senjata nuklir dan memproduksi bahan fisil sepanjang tahun 2023. Pemerintahan Kim Jong Un juga menghindari sanksi dari PBB yang bertujuan untuk menghentikan pendanaan untuk program nuklir tersebut.
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un telah memerintahkan industri militernya untuk menambah stok persenjataan dan memperkuat kesiapan perang, di tengah ketegangan yang kian sengit dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
Pengamat keamanan Korea Selatan (Korsel) menilai bahwa parade militer Korea Utara (Korut) yang menampilkan rudal balistik antarbenua serta senjata lainnya difokuskan untuk pamer kekuatan dan menegaskan kapabilitasnya mengembangkan senjata strategis. Dalam parade itu pula, perwakilan Cina dan Rusia turut bergabung dengan Presiden Korut Kim Jong Un.
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menerima kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Pyongyang pada beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Kim memamerkan berbagai alat utama sistem persenjataan seperti rudal balistik jarak jauh tercanggih Korut.
Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara (Korut). Peluncuran rudal itu disebut sebagai "ancaman mematikan" bagi perdamaian dan stabilitas keamanan di Semenanjung Korea.
Amerika Serikat (AS) mengaku khawatir Korea Utara (Korut) akan memasok senjata tambahan untuk Rusia. Kekhawatiran itu muncul setelah Presiden Kim Jong Un berjanji untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Presiden Vladimir Putin.
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengungkapkan sebuah pesan khusus untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangka memperingati Hari Nasional Rusia pada Senin (12/6). Dalam pesan tersebut, Kim berjanji untuk terus “bergandengan tangan” serta bekerja sama untuk membangun negara yang kuat dan mempertahankan keamanan global.
Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan pertahanan di dekat perbatasan Korut untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan dari peluncuran satelit pengintai militer.