Dinas Material Senjata dan Elektronika Angkatan Laut (Dissenlekal) menggelar uji coba dua unit sistem pesawat tanpa awak (drone) yang nantinya digunakan untuk tugas operasi Korps Marinir, Jakarta, Selasa (16/4).
Ukraina mengklaim telah melakukan serangkaian serangan drone terhadap fasilitas militer di Rusia bagian selatan serta sebuah pangkalan udara di wilayah Rostov, yang menghancurkan enam pesawat tempur Rusia.
Rumania menemukan serpihan yang diduga berasal dari drone Rusia di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina pada beberapa waktu lalu. Meskipun tidak membahayakan, temuan ini merupakan yang kesekian kalinya.
Belanda sepakat untuk mengirim bantuan militer berupaya amunisi untuk pesawat tempur F-16 dan drone pengintai berteknologi canggih dengan total nilai 350 juta euro.
Rusia kembali melancarkan puluhan serangan drone selama lebih dari satu jam ke wilayah selatan Odesa. Dari 25 drone yang diluncurkan, pertahanan udara Ukraina diklaim berhasil menembak jatuh total 15, namun sebuah drone menghantam fasilitas infrastruktur sipil.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI R. Agung Sasongkojati mengungkap rencana TNI Angkatan Udara (TNI AU) untuk menambah dua skadron drone, sehingga secara keseluruhan TNI AU akan memiliki 4 skadron drone.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menekankan pentingnya memperkuat pertahanan udara, khususnya kapabilitas Pesawat Tempur Tanpa Awak (PPTA) atau drone, serta kemampuan personel pengawaknya.
Menteri Pertahanan Kanada Bill Blair mengatakan pihaknya akan menyumbangkan lebih dari 800 sistem udara nirawak (drone) multi-misi SkyRanger R70 ke Ukraina untuk membantu mempertahankan diri dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung selama hampir dua tahun dengan Rusia.
Ukraina mengklaim berhasil melakukan serangan drone yang menenggelamkan kapal perang Rusia di lepas pantai Krimea pada beberapa waktu lalu. Serangan itu menunjukkan bahwa Ukraina terus mengandalkan drone untuk memukul mundur Rusia.
Australia akan menggelontorkan dana sebesar A$400 juta ($260 juta) untuk memproduksi drone militer generasi baru untuk meningkatkan kapabilitas pertahanan.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan bahwa pihaknya menyetujui permintaan Mesir untuk membeli drone. Kesepakatan itu disebut wujud dari hubungan bilateral yang semakin erat.
Berfungsi sebagai pengintai, Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) berhasil membuat sendiri drone yang berbentuk seperti burung. Drone burung tersebut berhasil diterbangkan dan dari bawah tampak seperti burung sungguhan.
Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ihnat mengakui bahwa pihaknya mengalami kekurangan rudal anti-pesawat usai konflik berlangsung selama hampir dua tahun.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan bahwa pihaknya berhasil menjatuhkan rudal dan drone yang diluncurkan oleh Ukraina di Semenanjung Krimea dan bagian barat Laut Hitam pada beberapa waktu lalu.