Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Feri Yunaldi mengatakan, Skadron Udara 12 memiliki peran penting sebagai salah satu garda terdepan dalam operasi udara. Untuk itu, kesiapsiagaan, kewaspadaan, serta inovasi skadron harus terus diprioritaskan, khususnya jelang kedatangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaru, pesawat tempur Rafale.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan, keterbatasan alutsista bukan menjadi halangan dalam menegakkan kedaulatan wilayah laut Indonesia.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Firman Dwi Cahyono mengatakan, pendidikan konversi pesawat tempur F-16 C/D Fighting Falcon merupakan program kaderisasi yang bertujuan untuk memperkuat pengawakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam mengoperasikan jenis pesawat tempur dengan teknologi yang lebih canggih.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengungkapkan TNI AL berencana memperbanyak alat utama sistem persenjataan (alutsista) tanpa awak atau unmanned system.
Komandan Lanud Supadio Marsma TNI Reka Budiarsah berpesan agar para penerbang dapat terus mengasah kemampuan (skill) dan pengetahuan, serta mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru di lanud tersebut.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono berpesan agar seluruh jajaran personel TNI Angkatan Udara (TNI AU) dapat selalu meningkatkan kesiapan operasional jelang kedatangan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang baru dan dalam mendukung Program Strategis Nasional.
TNI Angkatan Udara (TNI AU) mulai merintis pembentukan Skadron Percobaan Helikopter pada tahun 1950-an. Menilik sejarahnya, pembentukan skadron tersebut merujuk pada Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Nomor 31, di mana KSAU yang menjabat saat itu adalah Laksamana Muda Udara R Soerjadi Soerjadarma.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana memastikan di tahun 2025 TNI AD akan memprioritaskan pembelian Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) sesuai dengan kebutuhan operasional terkini dan memodernisasikan alutsista yang sudah ada.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengungkap, kekuatan TNI Angkatan Udara (TNI AU) akan semakin kokoh dengan hadirnya sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru, mulai dari pesawat tempur, radar, hingga drone.
KT-1B Woong Bee merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang saat ini masih memperkokoh kekuatan TNI Angkatan Udara (TNI AU). Pesawat asal Korea Selatan (Korsel) tersebut berfungsi sebagai pesawat latih lanjut bagi para calon penerbang.
Alutsista Riffle Perimeter Management System (RPMS) yang dibuat Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) diklaim bermanfaat dan dapat membantu prajurit yang sedang melaksanakan tugas di daerah operasi.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto memastikan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dikerahkan TNI di Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024/2025 bukan untuk komersial. Sejumlah alutsista yang dimaksud diantaranya pesawat Boeing 737, Hercules, dan helikopter.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengungkapkan, TNI Angkatan Udara (TNI AU) harus terus beradaptasi dengan kemajuan zaman, di antaranya melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang modern.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana memastikan TNI AD telah menyiapkan personel maupun kendaraan/alutsista untuk mendukung pengamanan dan kelancaran arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.