Maluku, IDM โ Tak dipungkiri pesona rempah-rempah Maluku menjadi daya tarik bangsa-bangsa di dunia datang ke Indonesia, tak terkecuali Portugis dan Belanda. Dua negara ini berlomba-lomba menguasai rempah di timur Indonesia. Legitimasi kekuatan kekuasaan mereka ini pun ditandai dengan peninggalan bangunan sejarah yang mereka bangun dan masih berdiri hingga sekarang.
Adalah Benteng Den Haan dan Gereja Tua Patti yang didirikan dua negara ini di Desa Patti, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Berdasarkan kunjungan tim Indonesia Defense Magazine, beberapa waktu lalu, sisa-sisa bangunan Benteng Den Haan masih terlihat jelas yang berdiri berdampingan dengan Gereja Tua Patti.
Baca Juga:ย Kisah Pertempuran Laut Aru 1962, Legitimasi Kedaulatan Maritim Indonesia
Menurut catatan dari situs jalurrempah.kemdikbud.go.id, yang diakses Jumat, (5/4/2024) Benteng Den Haan sendiri merupakan salah satu benteng pertahanan yang dibuat Belanda pada periode abad XVIII-XIX. Sementara itu Gereja Tua Patti dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1625 namun tidak selesai karena pendudukan VOC dan pembangunan dilanjutkan oleh bangsa Belanda dan selesai pada bulan Juni 1714.
Memasuki kawasan Benteng dan Gereja kita harus melewati kawasan pemukiman Desa Patti, keberadaan dua bangunan ini yaitu di pesisir pantai. Jalannya menurun namun kondisinya sudah bagus. Benteng sendiri kondisinya sudah memprihatinkan, hanya tersisa pondasi-pondasi di sekitarnya terdapat makam-makam tua peninggalan yang arsitekturnya khas Eropa. Kondisinya pun tidak terawat. Namun hal berbeda akan terlihat dengan kondisi bangunan Gereja yang masih berdiri kokoh dan fasilitasnya masih digunakan masyarakat Desa Patti hingga saat ini.
Baca Juga:ย Kilas Balik Pendaratan Perdana Pesawat C-130 Hercules TNI AU di Indonesia
Di dalam Gereja kita akan menemukan tulisan tentang tahun pembangunan Gereja. Gedung Gereja Patti sendiri dibangun dengan 12 tiang utama di dalam gereja, dan juga 12 jendela, 5 jendela berada pada sisi kiri dan 5 jendela berada pada sisi kanan serta 2 jendela berada pada bagian belakang gedung Gereja. Di dalam Gereja kita juga akan menemukan lonceng gereja yang dibuat di Surabaya tahun 1901.
Keluar dari Gereja berjalan beberapa meter ke arah Desa Patti, kita akan menemukan sebuah tugu dengan lambang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yaitu perusahaan dagang yang didirikan Belanda untuk memonopoli aktivitas perdagangan di jalur lintas Asia. Tugu ini menandakan eksistensi kedatangan Belanda yang didirikan tepat berada di pintu masuk jalur laut Desa Patti. (rr)