Filipina dan Jerman menjajaki perluasan kerja sama pertahanan dan berkomitmen untuk menegakkan ketertiban berdasarkan hukum internasional di Laut Cina Selatan.
Filipina dan Jepang menggelar latihan maritim gabungan untuk pertama kalinya pertama di Laut Cina Selatan, di tengah ketegangan yang meningkat dengan Cina.
Filipina dan Singapura jajaki perjanjian pertahanan yang akan meningkatkan kerja sama militer, termasuk menggelar latihan gabungan untuk hadapi darurat kemanusiaan dan ancaman lainnya.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menegaskan tidak akan menyerah perjuangkan kedaulatan dalam kasus sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, di tengah meningkatnya konfrontasi dengan Cina.
Kepala Badan Pembinaan Hukum (Kababinkum) TNI Laksamana Muda Kresno Buntoro membeberkan penyelesaian konflik di Laut Cina Selatan bukan terfokus pada penentuan wilayah semata.
Menteri Pertahanan (Menhan) Swedia Pål Jonson mengaku khawatir atas insiden manuver berbahaya yang dilakukan Cina terhadap kapal-kapal Filipina di Laut Cina Selatan. Menurutnya, hal itu merusak stabilitas keamanan di kawasan.
Filipina akan terus membangun kerja sama keamanan dan latihan gabungan di Laut Cina Selatan sebagai bentuk unjuk kekuatan dan membangun deterens terhadap Cina.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa negaranya akan “dengan penuh tekad mempertahankan wilayah yang menjadi milik kita”, yang merujuk pada meningkatnya ketegangan dengan Cina terkait sengketa maritim.
Otoritas militer Filipina mengatakan bahwa Cina telah melakukan “manuver yang berbahaya” dan memasang kembali penghalang di wilayah yang disengketakan, Scarborough Shoal.
Cina memperingatkan bahwa latihan gabungan antara Filipina dan Amerika Serikat (AS) merupakan sebuah provokasi dan memicu ketegangan di kawasan Laut Cina Selatan.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk menjalin komunikasi dengan Cina dalam mengatasi ketegangan di Laut Cina Selatan. Ia pun meminta agar pihak Cina bersedia berkolaborasi demi mencegah insiden yang melibatkan kapal-kapal di kawasan tersebut.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah mengeluarkan perintah tertulis kepada kabinetnya untuk memperkuat keamanan maritim dalam menghadapi serangkaian tantangan terhadap integritas wilayah, seiring dengan meningkatnya perselisihan dengan Cina.
Filipina kembali memprotes tindakan agresif yang dilakukan Penjaga Pantai Cina berupa penyerangan menggunakan meriam air dan melukai tiga awak Kapal Unaizah 4 May di Laut Cina Selatan pada beberapa waktu lalu.