Jakarta, IDM โ Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) baru saja memperingati hari jadinya yang ke-63. Dalam perayaan HUT yang dihelat di Graha Pusat Zeni Angkatan Darat, Jakarta Timur pada Senin (23/12) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan bahwa Kowad bukanlah mawar penghias taman, tapi melati pagar bangsa.
Kowad, ucap Maruli, tidak hanya menjadi simbol kekuatan wanita di lingkungan militer, tetapi juga pelopor dalam mendukung program-program strategis. Dengan integritas dan dedikasi yang tinggi, Kowad terus membuktikan perannya sebagai bagian esensial dari TNI Angkatan Darat
Peringatan hari jadi Kowad diharapkan dapat menjadi momentum semangat pengabdian, meningkatkan prestasi bukan hanya pada penugasan militer, namun juga dalam segala lini kehidupan.
Baca Juga: Jejak Karir Seorang Prajurit, di Balik Nama Lanud Atang Sendjaja
Perjalanan Lahirnya Kowad
Cikal bakal Korps Wanita Angkatan Darat lahir dari gagasan Asisten III/Personalia KSAD, Kolonel dr. Soemarno Sosroatmodjo pada tahun 1959 yang mengusulkan unit kesatuan khusus perempuan. Pada 29 September 1959, gagasan tersebut disampaikan dalam Musyawarah Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan disetujui oleh para tokoh organisasi perempuan.
Namun, meski keberadaan satuan perempuan ini awalnya dianggap belum dibutuhkan oleh TNI Angkatan Darat, namun pada akhirnya ide tersebut didukung Ahmad Yani yang saat itu menjabat sebagai Asisten II Operasi KSAD dan Gatot Subroto sebagai Wakil KSAD.
Soekarno, presiden saat itu juga mendukung peran perempuan menjadi bagian dari aksi revolusi. Gagasan tersebut juga diperkuat jika merujuk pada UU 1945 Pasal 30 yang berbunyi โTiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negaraโ.
Baca Juga: Bunker Jepang di Tengah Kota Yogyakarta
Untuk itu pada tanggal 23 Maret 1960 dibentuklah tim penasihat pembentukan satuan wanita di Angkatan Darat. Tim ini dibentuk atas usaha Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang menegosiasi masuknya tentara perempuan ke dalam angkatan bersenjata.
Setelah melewati musyawarah yang cukup panjang, pada 21 Desember 1960 terbitlah Surat Keputusan Men/Pangad Nomor Kpts-1056/12/1960 untuk mengesahkan pendirian Kowad. Lalu, berdasarkan pts-1047/8/1962 menetapkan 22 Desember 1960 sebagai hari lahir Korps Wanita Angkatan Darat. Tanggal tersebut bersamaan dengan Hari Ibu yang menggambarkan sejarah perjuangan para pahlawan wanita Indonesia yang turut andil dalam mencapai kemerdekaan.
Dikutip dari Kongres Wanita Indonesia ke-XII dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Wanita di Indonesia Tahun 1961-1964 oleh Winna Wijayanti, alasan lahirnya Kowad yaitu โkamu wanita Indonesia sesuai dengan kodratnya, harus melaksanakan perjuangan bersama-sama kaum laki-laki dalam menyelesaikan revolusi nasional.โ
Baca Juga: Mengenal Pesawat KT-1B Woong Bee, Pesawat Latih Lanjut TNI AU dan Andalan JAT
Pada masa itu, Kowad bertugas merawat tentara yang sakit, menjahit seragam, dan membuat dapur umum untuk medan tempur. Selain itu, mereka juga bertugas di bidang non-tempur, termasuk mengurus administrasi dan menjaga kesejahteraan dan kondisi sosial institusi militer.
Tugas ini diberikan karena dalam negosiasi Kowani, tentara perempuan hanya dipekerjakan pada posisi yang memperhatikan kodrat wanita. Bertempur tidak sesuai dengan kodrat perempuan, mereka lebih cocok untuk peran yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan insting.
Tugas utama Kowad ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad Nomor Kpts/455/1961 tanggal 6 Juni 1961, yaitu bersama-sama dengan cabang-cabang lain dalam Angkatan Darat ikut serta dalam pertahanan negara dengan menggunakan keahlian dan kemahiran anggota untuk tugas tertentu bukan tempur, sesuai dengan kodrat dan sifat kewanitaannya, setara dengan emansipasi wanita Indonesia sehingga tercapai efisiensi yang sebesar-besarnya dalam organ Angkatan Darat. (nhn)