Herman Johannes Si Peracik Bom Indonesia Semasa Agresi Militer Belanda I dan II

Jakarta, IDM – Hari ini, tanggal 28 Mei 1912 di Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) lahirlah seorang pendidik dan ilmuwan yang punya andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia adalah Herman Johannes, Rektor sekaligus Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 1961-1966.

Dilansir dari Kompas, Herman kecil menempuh pendidikan sekolah dasar dan menengah di Kupang selanjutnya di Makassar, dan Jakarta.

Selama di AMS (setingkat SMA), Herman termasuk murid yang berprestasi, ia pun mendapat beasiswa untuk berkuliah di Technische Hogeschool (THS) atau Sekolah Tinggi Teknik di Bandung. Namun, kuliahnya tidak dapat terselesaikan tepat waktu lantaran Jepang tengah menduduki Indonesia. Saat itu THS dan beberapa perguruan tinggi lainnya harus ditutup. Herman baru menyelesaikan gelar insiyurnya Tahun 1946.

Baca Juga:ย Sejarah Hari Pendidikan TNI AL Setiap 12 Mei

Selagi kuliah, Herman tercatat sering menulis karangan ilmiah yang mendapat perhatian dan pujian dari berbagai kalangan akademisi. Karangannya ini dimuat dalam majalah De Ingeniur in Nederlandsche Indie. Sebuah majalah bulanan tentang perkembangan teknologi dan kebijakan terkait. Didirikan pada tahun 1934 sebagai organ rumah kelompok Hindia Belanda dari Royal Institute of Engineers (KIVI).

Selain menulis Herman juga turut terlibat dalam beberapa kegiatan organisasi. Ia bersama teman-temannya mendirikan Timorsche Jongeren yang ia ketuai sendiri. Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Perserikatan Kebangsaan Timor (PKT). PKT bertujuan untuk memajukan masyarakat Timor.

Mendirikan Laboratorium Persenjataan di Yogyakarta

Tanggal 4 November 1946, Herman menerima Surat Perintah yang sudah ditandatangani Kapten Kavaleri Soerjosoemarno. Isi surat tersebut adalah Herman diminta untuk melapor ke Markas Tertinggi Tentara di Yogyakarta. Ternyata Herman diminta untuk membangun sebuah laboratorium persenjataan bagi TNI. Saat itu Indonesia tengah dilanda krisis persenjataan.

Herman menyetujui tapi dengan syarat apabila laboratorium sudah berdiri dan berproduksi, maka penanganannya harus dilanjutkan oleh orang lain karena ia ingin melanjutkan kariernya di bidang pendidikan.

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Pemudik Tiba di Semarang dengan Kapal KRI Banjarmasin-592

Semarang, IDM โ€“ Sejumlah pemudik yang menumpang kapal perang KRI Banjarmasin-592 tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, (28/3). Program mudik gratis yang diselenggarakan TNI Angkatan Laut (TNI AL) ini merupakan bentuk pelayanan bagi...

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer