Jakarta, IDM โ Beroperasi sejak tahun 1970-an, kehadiran Bandara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau berkaitan erat dengan sosok Hang Nadim, seorang laksamana dengan kisah heroik yang terkenal. Berkat jasanya, ia dikenal sebagai pahlawan Melayu Johor-Riau.
Mengutip sindonews.com, Laksama Hang Nadim adalah putra dari pasangan Laksamana Hang Jebat dan Dang Wangi. Pada masa pelik saat itu, Hang Nadim harus kehilangan ayahnya saat ia berusia tujuh bulan dalam kandungan ibunya. Ayah Hang Nadim tewas terbunuh oleh sahabat sang ayah, Hang Tuah.
Baca Juga: Gurkha, Tentara Bayaran Inggris yang Tidak Takut Mati
Kejadian tak terduga itu membuat Hang Tuah mengangkat Hang Nadim menjadi anak saat ia lahir. Hang Tuah membesarkan Hang Nadim dengan penuh kasih sayang hingga mengawinkannya dengan anak Hang Tuah, yakni Tun Emas Jiwa.
Pada awal tahun 1500-an, Hang Nadim turut melawan Portugis di Melaka. Ia membantu Sultan Mahmud Shah dalam dua kali peperangan untuk mengambil alih Melaka dari Portugis. Pada tahun 1516, ia menyerang Melaka dengan harapan merebut kembali wilayah tersebut dari Portugis.
Namun upaya itu gagal. Ia kembali mencoba peruntungan pada tahun 1924. Hang Nadim mengepung Melaka untuk memutus logistik makanan Portugis, namun kembali gagal. Kendati demikian, Hang Nadim tidak gentar. Ia tetap berjuang hingga berhasil menghalau Portugis di kawasan Bintan, Riau.
Baca Juga: Lukas Kustaryo dan Pembantaian Belanda di Rawagede
Kepemimpinan Hang Nadim sangat berkesan bagi rakyat Melayu kala itu. Berkat keberaniannya, ia diganjar gelar laksamana. Meski gagal menghalau Portugis dari Melaka, benih perjuangannya terus tumbuh di hati orang-orang Melayu. Kiprahnya memantik perjuangan-perjuangan baru untuk terus bangkit melawan penjajah.
Untuk menghargai perjuangannya, namanya diabadikan sebagai nama bandara di Batam. Pada tahun 1995, bandara Hang Nadim ditetapkan sebagai bandara internasional. (un)