Jumat, 28 Maret 2025

Gurkha, Tentara Bayaran Inggris yang Tidak Takut Mati

Jakarta, IDM โ€“ Di tahun 1814 tentara Gurka muncul dan diperkenalkan pertama kali oleh Inggris. Saat itu, mereka ditugaskan untuk berperang melawan Kongsi Dagang Hindia Timur Britania (East India Company). Perang pun berakhir dengan perjanjian Sugauli pada tahun 1816.

Pascaperang, Inggris tetap memanfaatkan pasukan ini. Mereka disewa bukan tanpa sebab. Inggris menganggumi keberanian dan kehebatan tentara Gurkha. Mereka disebut-sebut sebagai salah satu tentara paling berbahaya di dunia. Berbahaya, lantaran Gurkha tidak memiliki rasa takut. Moto mereka, “lebih baik mati ketimbang jadi pengecut.”

Bahkan Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew dalam autobiografinya, The Singapore Story: Memoirs of Lee Kuan Yew, menyebutkan, Gurkha di sisi lain netral dan memiliki reputasi penuh disiplin dan setia.

Baca Juga: Lukas Kustaryo dan Pembantaian Belanda di Rawagede

Biaya sewa tentara Gurkha sendiri, Agustinus Wibowo dalam bukunya Titik Nol: Makna Sebuah Perjalanan menulis, harga sewa disesuaikan dengan tingkatannya.

“Tentara Gurkha itu bermacam-macam. Yang paling tinggi tingkatannya adalah yang bekerja di British Army, bayarannya selangit. Lalu tentara Singapura, seribuan dolar. Yang paling murah jadi tentara India, hanya 150 dolar. Lebih murah lagi adalah tentara kerajaan Nepal, nyaris gratis,” katanya mengutip keterangan seorang porter di Nepal bernama Dipak.

Saat ini, selain Nepal, Inggris dan India, tentara Gurkha juga diberdayakan menjadi bagian dari kepolisian Singapura sejak 1949. Singapura punya Gurkha Contingent, sebuah pasukan paramiliter yang mirip Brigade Mobil (Brimob) di Indonesia.

Baca Juga: Martha Christina Tiahahu, Berjuang Melawan Belanda di Usia Muda

Hadir di Indonesia

Sebagai negara yang jadi medan Perang Dunia ke II, tentara Gurka juga muncul di Indonesia. Mereka muncul di tahun 1945 sebagai militer Inggris yang hendak melucuti tentara Jepang yang kalah perang. Selain itu dalam konfrontasi Dwikora, militer Indonesia bertemu lagi dengan tentara Gurkha yang dikerahkan lagi oleh militer Inggris di Kalimantan.

Saat itu di Indonesia terjadi salah kaprah di kalangan pejuang terhadap Gurkha. Seorang serdadu Inggris asal India yang biasa memakai tutup kepala (sorban atau ubel-ubel) juga disebut Gurkha. Padahal militer Inggris non-kulit putih bukan hanya berisi Gurkha, juga terdiri dari orang India macam Punjab atau Sikh. Tentara Gurkha biasa memakai topi militer biasa, ubel-ubel biasa dikenakan orang-orang Punjab atau Sikh.

Baca Juga: JA Dimara, Mutiara Hitam dari Papua

Gunakan senjata tradisional kukri

Selain berperawakan tinggi besar, salah satu ciri khas tentara Gurkha adalah senjatanya, kukri. Bentuknya mirip parang dan memiliki ujung yang melengkung, cocok digunakan membabat musuh.

Biasanya tiap prajurit Gurkha memiliki dua kukri, yang satu untuk berperang sedangkan satunya lagi untuk upacara. Sekali kukri dihunuskan maka pisau itu harus merasakan darah. Jika tidak, maka pemegangnya harus menorehkan darahnya sendiri sebelum kukri disarungkan. (Sumber: kumparan.com, tirto.id) (rr)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Jaga Tradisi Mudik Bersama, Mabesad Berangkatkan 1.467 Pemudik

Jakarta, IDM โ€“ Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat (Irjenad) Letjen Erwin Djatniko melepas bus yang membawa peserta mudik bersama di Markas Besar TNI Angkatan Darat di Jakarta, (27/3). Sebanyak 35 bus diberangkatkan, mengangkut 1.467 peserta....

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer