Jakarta, IDM – Filipina dan Cina telah mencapai kesepakatan yang diharapkan dapat menyelesaikan ketegangan antara keduanya di Laut Cina Selatan.
Filipina dan Cina saling klaim Second Thomas dan konfrontasi antar kapal keduanya semakin meningkat, khususnya yang berkaitan dengan ‘misi pasokan’ di wilayah itu selama beberapa bulan terakhir.
Misi pasokan yang dimaksud adalah operasi pengiriman logistik yang rutin dilakukan oleh Pasukan Filipina ke pos militer di kapal perang BRP Sierra Madre yang karam di Second Thomas Shoal pada tahun 1999.
Baca Juga: Rusia Sebut Hubungan Dekat Armenia dengan NATO Ganggu Stabilitas Regional
Sejak saat itu, pos militer yang berjarak sekitar 160 kilometer dari lepas pantai Filipina tersebut digunakan untuk memperkuat klaim kedaulatannya yang tumpang tindih dengan Cina.
“Kedua belah pihak terus mengakui perlunya meredakan situasi di Laut Cina Selatan dan mengelola perbedaan melalui dialog dan konsultasi serta sepakat bahwa perjanjian tersebut tidak akan merugikan posisi masing-masing di Laut Cina Selatan,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Filipina melansir Reuters, Senin (22/7).
Baca Juga: Mahkamah Internasional: Pendudukan Israel di Palestina Ilegal
Kemlu Filipina tidak menjelaskan secara rinci isi kesepakatan tersebut. Namun dikatakan bahwa hal tersebut merupakan hasil dari “diskusi yang jujur dan konstruktif” antara kedua belah pihak pada Mekanisme Konsultasi Bilateral.
Tercapainya kesepakatan dengan Filipina diharapkan dapat mendorong tercapainya perjanjian serupa antara Cina dan negara-negara lain yang juga tumpang tindih klaim di Lautan Cina Selatan. Meskipun masalah teritorial belum terselesaikan, tetapi mempu meredam potensi konfrontasi di wilayah tersebut. (bp)