Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan bahwa gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Israel-Hizbullah di Lebanon telah disepakati dan akan segera diimplementasikan.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa gagasan Barat tentang mempersenjatai Ukraina dengan senjata nuklir "sangat tidak bertanggung jawab".
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa negaranya berkomitmen untuk meningkatkan anggaran militer dan telah 'berada di jalur yang tepat' untuk memenuhi target yang ditentukan NATO sebesar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam beberapa tahun mendatang.
Juru Bicara Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan bahwa negosiasi gencatan senjata Lebanon-Israel telah berjalan dengan positif walaupun masih belum mencapai kesepakatan.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Italia mengatakan bahwa negaranya dan Jepang telah menandatangani kesepakatan untuk memperkuat kerja sama di sektor pertahanan.
Kepala Kebijakan Uni Eropa (UE) Josep Borrell mengatakan bahwa pihaknya siap mengalokasikan €200 juta (sekitar $209 juta) untuk membantu militer Lebanon dalam mengerahkan pasukan tambahan ke wilayah bagian selatan negara tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan bahwa Hizbullah telah meluncurkan 250 proyektil dari Lebanon pada beberapa waktu lalu.
Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Shin Won-sik mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) kemungkinan besar akan meluncurkan satelit pengintai militer tambahan di akhir tahun ini.
Korea Utara (Korut) kecam latihan militer gabungan terbaru Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang, dengan peringatan bahwa mereka akan bertindak segera untuk mempertahankan diri.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pihaknya akan terus menguji coba Oreshnik, rudal balistik dengan hulu ledak hipersonik non-nuklir yang baru dikembangkan.
Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyebut Amerika Serikat (AS) telah sengaja melakukan provokasi dan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea hingga berpotensi perang nuklir.
Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan (Korsel), Shin Won-sik melaporkan bahwa Rusia telah mengirim rudal dan komponen pertahanan udara ke Korea Utara (Korut).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan "rudal balistik dengan hulu ledak hipersonik non-nuklir" yang baru dikembangkan ke fasilitas militer di Kota Dnipro, Ukraina pada beberapa waktu lalu.