Jakarta, IDM โ Penyengat, salah satu nama pulau di Provinsi Kepulauan Riau memiliki sejumlah benteng pertahanan yang dibangun oleh Kesultanan Lingga. Salah satu dari bangunan lawas itu adalah Benteng Bukit Kursi.
Mengutip kompas.com, Benteng Bukit Kursi dibangun pada masa Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah. Pembangunan benteng ini berkaitan dengan fungsi Pulau Penyengat pada masa perang Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang dengan Belanda pada 1777-1784.
Baca Juga: Pertempuran Teluk Sibolga, Adu Tembak Pertahanan Pantai ALRI dengan Kapal Perang Belanda
Pada masa itu, Raja Haji Fisabilillah membangun kubuโkubu pertahanan di wilayah Kepulauan Riau. Saat itu, Pulau Penyengat dijadikan sebagai basis pertahanan utama, sehingga dibangunlah kubu pertahanan di tiga bukit, salah satunya Benteng Bukit Kursi.
Dari lokasi benteng, pergerakan musuh dari arah laut dapat diawasi dengan muda. Selain itu, 0osisi benteng yang berada di perbukitan memudahkan aksi penembakan kepada musuh.
Melansir kebudayaan.kemdikbud.go.id, Benteng Bukit Kursi memiliki denah berbentuk segi empat yang dibuat dari susunan pasangan batu bauksit. Area bangunan ini terbilang sangat luas, yakni 92 meter x 75 meter, serta dikelilingi parit sedalam 3 meter.
Lokasi bangunan yang lapang membuat benteng ini dapat menampung pasukan dalam jumlah cukup besar. Melengkapi fungsinya sebagai mesin perang, Benteng Bukit Kursi memiliki 8 meriam yang ditempatkan di bastion yang terletak di setiap sudut bangunan; masing-masing dua buah meriam ditempatkan di bastion sisi barat daya, barat laut, dan timur laut.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Tank Amfibi Marinir Bisa Mengapung di Air
Sementara di bastion sisi tenggara dan bagian tengah dinding utara, masing-masing memiliki sebuah meriam. Untuk menangani musuh, mayoritas meriam di benteng yang dibangun mengelilingi wilayah Tanjung Pinang ini menghadap ke laut.
Kini, Benteng Bukit Kursi masih dapat dikunjungi. Pada 2017, benteng ini telah ditetapkan sebagai struktur cagar budaya. Sejumlah meriam pun masih bertengger di bangunan lawas tersebut. (un)