Jakarta, IDM โ Israel mengakui bahwa terdapat ‘kesalahan profesional’ yang dilakukan oleh angkatan bersenjata dan menewaskan 15 staff kemanusiaan di Gaza pada bulan lalu.
Pada 23 Maret lalu, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) melakukan serangkaian penembakan di dekat Kota Rafah di Gaza Selatan, yang menewaskan delapan paramedis Red Crescent Palestine, enam pekerja pertahanan sipil, dan seorang staf Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Baca Juga: Cina Sebut Kapal Filipina Masuk Wilayahnya Tanpa Izin
Serangan itu memicu kecaman internasional. IDF menyatakan bahwa pihaknya akan memberhentikan seorang wakil komandan Brigade Golani atas kegagalannya dalam menjalankan tugas yang berujung pada insiden tersebut.
“Pemeriksaan tersebut mengidentifikasi beberapa kesalahan profesional, pelanggaran perintah, dan kegagalan untuk melaporkan insiden tersebut secara lengkap,” tulis IDF, melansir Idf.il, Senin (21/4).
Sementara, seorang komandan lainnya, yang unitnya bertugas di Kota Rafah, akan disanksi sebagai bentuk “tanggung jawab keseluruhan atas insiden tersebut”.
Baca Juga: AS akan Pangkas Jumlah Pasukan di Suriah
Selain itu, IDF melaporkan bahwa “kesalahpahaman operasional” menyebabkan mereka menembaki ambulans. IDF membantah telah terjadi tembakan secara membabi buta dan mengklaim pasukannya hanya berwaspada terhadap “ancaman nyata” dari Hamas.
IDF pun menuduh Hamas sering beroperasi di tengah-tengah keberadaan warga sipil hingga menggunakan ambulans untuk mengangkut senjata maupun anggotanya. (bp)