Senin, 31 Maret 2025

Pengamat Militer Soal Menhan Baru: Optimis Sektor Pertahanan RI Berprospek Cerah

Jakarta, IDM โ€“ Tantangan global ke depan akan semakin kompleks. Memiliki sosok pemimpin yang cakap, terutama pada sektor pertahanan adalah suatu keharusan. Penunjukan Menteri Pertahanan Indonesia oleh Presiden Prabowo Subianto kepada Sjafrie Sjamsoeddin dinilai sudah tepat.

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, selama berkarir sebagai Tentara Nasional Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin memiliki pengalaman yang lengkap seperti bidang intelijen dan operasi militer.

โ€œSjafrie memiliki perjalanan karier yang panjang di TNI, termasuk dalam pasukan khusus (Kopassus), intelijen, dan berbagai posisi strategis lainnya,โ€ ujar Fahmi saat dihubungi, Jumat (25/10).

Baca Juga: Profil Letkol Devy Kristiono Ajudan Baru Wapres Gibran Rakabuming Raka

Fahmi melanjutkan, pengalaman Sjafrie sebagai Wakil Menteri Pertahanan pada periode 2010-2014 juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika kebijakan pertahanan dan modernisasi alutsista.

Pada periode menteri pertahanan yang baru, Fahmi optimis jika Sjafrie mampu membawa sektor pertahanan Indonesia memiliki prospek yang positif, terutama dalam upaya mempercepat modernisasi alat utama sistem persenjataan dan meningkatkan kekuatan pertahanan nasional hingga mencapai target optimum essential force (OEF).

โ€œDengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo, yang juga berlatar belakang militer dan Menteri Pertahanan sebelumnya, ada harapan besar bahwa langkah-langkah modernisasi yang sudah berjalan akan semakin dipercepat, dengan fokus pada penguatan tiga matra TNIโ€”darat, laut, dan udaraโ€”serta pengembangan industri pertahanan dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor alutsista,โ€ kata Fahmi.

Baca Juga: TNI AD Lantik 91 Prajurit Wanita Pangkat Sersan Dua

Di sisi lain, penguatan di sektor pertahanan bagi Indonesia menjadi krusial mengingat dinamika geopolitik yang penuh dengan ketidakpastian. Menteri pertahanan, lanjut Fahmi, perlu waspada terhadap berbagai tantangan. Di kawasan regional, ketegangan di Laut China Selatan terus meningkat sehingga perlu menjadi prioritas perhatian.

โ€œPosisi strategis Indonesia di perbatasan wilayah ini membuatnya rentan terhadap perselisihan yang bisa berdampak pada kedaulatan maritim,โ€ terang Fahmi.

Menurut Fahmi, Indonesia perlu memperkuat kehadiran militernya di wilayah perbatasan dan memantau situasi secara aktif untuk menjaga kedaulatan ZEE. Selain itu, persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok di Asia Tenggara semakin mempengaruhi stabilitas kawasan.

Baca Juga: TNI Tangkal Radikalisme dan Separatisme Generasi Muda di Papua

Indonesia harus bijak dalam menjaga keseimbangan antara kedua kekuatan besar tersebut, serta memperkuat kerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk mendorong solusi diplomatik dan menghindari ketegangan yang lebih besar.

Selain ancaman tradisional, Sjafrie juga perlu memperhatikan ancaman non-tradisional, seperti serangan siber, terorisme, dan kejahatan lintas negara. Dengan berkembangnya teknologi, perang siber menjadi ancaman nyata yang dapat mengganggu infrastruktur vital negara.

โ€œOleh karena itu, pengembangan kemampuan pertahanan siber menjadi sangat penting untuk memastikan kesiapan menghadapi ancaman modern yang lebih sulit diprediksi,โ€ ucap Fahmi. (nhn)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Pemudik Tiba di Semarang dengan Kapal KRI Banjarmasin-592

Semarang, IDM โ€“ Sejumlah pemudik yang menumpang kapal perang KRI Banjarmasin-592 tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, (28/3). Program mudik gratis yang diselenggarakan TNI Angkatan Laut (TNI AL) ini merupakan bentuk pelayanan bagi...

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer