Perlukah Angkatan Siber Dibentuk Menjadi Matra Keempat TNI?

Jakarta, IDM โ€“ย Dalam kurun lima tahun terakhir potensi ancaman terhadap keutuhan negara bisa datang dalam berbagai macam cara. Salah satunya adalah serangan siber (cyber threats) yang mampu mengganggu stabilitas politik, ekonomi dan sosial serta infrastruktur strategis negara.

Untuk menjawab dinamika tersebut, berbagai pihak sepanjang tahun 2024 menilai agar Indonesia menyiapkan pembentukan matra siber TNI mengingat saat ini dunia telah memasuki era digitalisasi yang menjadikan operasi militer jauh lebih efisien dan akurat.

Atas pertimbangan rawannya serangan siber di Indonesia, pada tahun 2017 Tentara Nasional Indonesia (TNI) membentuk satuan siber (Satsiber) TNI yang dikomandoi oleh jenderal bintang satu.

Dukutip dari majalah Indonesia Defense Magazine (IDM) edisi 29 (September-Oktober 2024), Komandan Satsiber (Dansatsiber) TNI, Brigjen TNI Ari Yulianto mengatakan saat ini ancaman siber terus berkembang.

Baca Juga:ย Indonesia-Jepang Rencanakan Latihan Bela Diri Militer Bersama

Perwira Tinggi lulusan Akmil 1994 ini menjelaskan, ancaman siber pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni fisik dan non-fisik (kognitif). Secara fisik, yang menjadi sasaran adalah infrastruktur.

โ€œSementara non-fisik cenderung menyerang pola pikir (mindset) dan bagaimana kita harus melawan yang namanya hoaks, ada istilah post truth maupun fear,uncertainty, doubt (FUD),โ€ jelas Ari.

Dari hal-hal tersebut, lanjut Ari, tujuan akhirnya adalah menciptakan kondisi yang kacau (chaos) sehingga terjadinya instabilitas dalam negeri. Kesadaran akan bahayanya ancaman siber pun dinilainya harus menjadi keniscayaan.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menciptakan suasana damai dengan โ€˜algoritma positif dan โ€˜algoritma kebangsaanโ€™.

โ€œBagaimana kita menangkal berita-berita negatif dengan berita positif. Real (fakta) kebenaran dan tidak mengada-ada,โ€ terang Ari.

Baca Juga:ย Aksi Puluhan Siswa Kursus Bravo Angkatan ke-18 Bebaskan Sandera dalam Latihan Praktis

Peta Jalan yang Jelas

Berkembangnya isu pembentukan matra siber kemudian mendapatkan respons dari beberapa pengamat militer. Salah satunya adalah Khairul Fahmi. Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) ini mengatakan, perlu peta jalan yang jelas dan bersifat jangka panjang dalam membentuk matra baru.

โ€œBikin master plan dulu, selanjutnya business plan baru dijabarkan sebagai action plan dalam bentuk renstra (rencana strategis) hingga matra siber benar-benar eksis,โ€ jelasnya.

Menurutnya, urgensi penangkalan perang atau serangan siber tidak harus disimbolkan dengan wacana pembentukan matra siber dalam waktu dekat yang justru akan lebih kompleks karena terkait doktrin, konsepsi, kebutuhan organisasi, sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur sebagai matra.

Di sisi lain, peta jalan pembentukan matra siber dapat dimulai dari keseriusan serta komitmen pemerintah dengan meningkatkan anggaran pertahanan yang perlu menembus angka satu persen dari PDB.

Baca Juga:ย Buka Rakerniswas 2024, KSAL: Pengawasan Mencegah Penyimpangan

โ€œPaling tidak dapat menembus batas satu persen dari PDB. Artinya kalau tidak lebih dari satu persen, ya berat,โ€ kata Fahmi.

Peningkatan anggaran pertahanan menjadi kunci penting karena pembentukan matra baru yang terkait dengan teknologi siber membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Belum ada Rencana Pembentukan Matra Siber

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI November lalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan meski mendapatkan perhatian serius dari Kementerian Pertahanan, usulan pembentukan angkatan siber sebagai matra keempat TNI perlu dipertimbangkan dengan cermat dan proporsional.

Ia juga menegaskan bahwa saat ini pemerintahan Prabowo Subianto belum sampai pada tahap rencana pembentukan matra siber.

โ€œKita belum sampai ke sana,โ€ ucap Sjafrie seperti dikutip Voi.Id. (nhn)

Berita Terkait

Berita Terbaru

INFRAME

Kapal Perang Fregat Italia ITS Antonio Marceglia Sandar di Jakarta

Kapal perang fregat Italia ITS Antonio Marceglia bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/5/). Kedatangan kapal ini merupakan bagian dari kampanye strategis untuk memperkuat kerja sama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik, meningkatkan keamanan maritim, serta mendukung pengembangan kapasitas pertahanan.

Edisi Terbaru

Subscribe hubungi bagian Sirkulasi
WhatsApp 0811 8868 831
isi form subscribe

Baca juga

Populer