Jakarta, IDM โย Kepala Biro Informasi Pertahanan Setjen Kemhan, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang mengungkapkan, wisata ‘Lorong Sejarah’ di Kementerian Pertahanan (Kemhan) merupakan inisiasi Presiden Prabowo Subianto, saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) pada periode 2019-2024 lalu.
“Lorong Sejarah diinisiasi oleh pak Prabowo pada saat menjabat sebagai Menhan dan tentunya tentunya memang karena beliau punya ketertarikan khusus dengan sejarah dan perjuangan bangsa, ini tujuannya juga untuk mengedukasi,” ungkap Frega, di gedung Kemhan, Jakarta, Sabtu (25/1).
Kala itu, Prabowo menginisiasi agar Kemhan tidak sekadar menjadi gedung perkantoran, tetapi juga dapat sebagai edukasi untuk publik dalam mengenalkan sejarah pertahanan dan militer Indonesia. Prabowo meminta sejumlah bangunan di Kemhan, dilengkapi dengan artefak dan data historis perjuangan bangsa dari 1945 sampai dengan kontemporer.
Baca Juga:ย Kodam IM Pasang Wifi Gratis untuk Masyarakat di 3 Lokasi Strategis
“Itu diawali kalau tidak salah ada beberapa lukisan (infografis yang terpajang) dari 2021, tapi untuk tuntasnya itu 2023,” jelas Frega.
Kemudian, saat Menhan Sjafrie Sjamsoeddin resmi menggantikan Prabowo, sejak 20 Oktober 2024, pemasangan infografis sejarah di lorong gedung Kemhan hingga penataan sejumlah artefak kembali dibangun dari November hingga resmi dibuka pada Januari 2025 ini.
“Bila nanti ada artefak-artefak baru kemungkinan akan ditambah, tapi sementara memang kita memanfaatkan yang sudah ada. Kami kemarin juga berkoordinasi dengan Museum Nasional, Pusjarah TNI, ini sebuah trobosan bagus, perkantoran dikemas untuk edukasi,” imbuhnya.
Baca Juga:ย Bakamla dan Japan Coast Guard Latihan Passex 2025 di Perairan Jakarta
Terbuka Hanya untuk Pengunjung WNI
Frega menyampaikan, wisata edukasi Lorong Sejarah di Kemhan ini hanya dibuka setiap Sabtu dan diperuntukkan masyarakat dalam negeri (WNI). Untuk mekanisme berkunjung, terlebih dahulu melakukan registrasi pembelian tiket di Musem Nasional.
“Ketika akan berkunjung ke sini, setiap pengunjung harus punya tiket Museum Nasional. Nantinya, pengunjung registrasi dan mereka mengunggah tiket yang sudah dibeli di sana, kemudian mengisi linknya,” kata Frega.
Setiap Sabtu, lanjutnya, kuota pengunjung hanya dibatasi untuk 150 orang yang terbagi dalam 5 sesi, masing-masing 30 peserta dengan durasi 45 menit. Nantinya, pengunjung akan didampingi oleh pemandu dari staf informasi pertahanan untuk mengatur beberapa ketentuan selama berkeliling di gedung Kemhan.
“Mereka akan memandu selama pergerakan, mulai dari pintu masuk ke lorong sejarah, ruang hening, sampai dengan keluar, kemudian juga ke static display. Itu kurang lebih sekitar satu bulan lebih (pemandu) sudah kita latih,” terangnya.
Baca Juga: Perdana Terbuka untuk Publik, Kemhan Kenalkan Perjalanan Militer di โLorong Sejarahโ
Adapun lokasi pameran sejarah tersebut berada di lorong menuju kantor Wakil Menhan. Sepanjang menyelusuri lorong, total terdapat 53 infografis yang menyajikan data peristiwa perjuangan militer dari sebelum dan sesudah kemerdekaan, zaman orde lama dan baru sampai dengan saat ini.
Kemudian, dari pintu ruangan Wakil Menhan menuju lorong sebelah kanan arah gedung Jenderal Soedirman, terdapat 7 etalase foto tokoh militer, seperti Brigjen TNI (Anm) I Gusti Ngurah Rai, Laksamana Madya Yos Sudarso, Robert Wolter Mongsidi, Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto, Jenderal Besar A.H. Nasution, Jenderal Oerip Soemohardjo, dan Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Di gedung Jenderal Soedirman, pengunjung dapat melihat sejumlah artefak senjata langka hingga sejumlah tombak perunggu dan lukisan-lukisan yang menceritakan tentang situasi pada zaman perjuangan dan kehidupan, khususnya Jawa. (at)