Jakarta, IDM – Pengamat keamanan Korea Selatan (Korsel) menilai bahwa parade militer Korea Utara (Korut) yang menampilkan rudal balistik antarbenua serta senjata lainnya difokuskan untuk pamer kekuatan dan menegaskan kapabilitasnya mengembangkan senjata strategis. Dalam parade itu pula, perwakilan Cina dan Rusia turut bergabung dengan Presiden Korut Kim Jong Un.
Pemerintah Korut menyebut parade militer itu dilakukan untuk memperingati โVictory Dayโ atau kemenangan 70 tahun sejak Perang Korea 1950-53 pada Kamis kemarin. Di tribun penonton, Presiden Kim Jong-un terlihat diapit oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan politikus Cina Li Hongzhong.
Baca Juga:ย AS Hingga Uni Afrika Kecam Kudeta Militer di Nigeria
Dilansir dari Yonhap, Jumat (28/7), Kim Yeol-su, pakar keamanan di Korea Institute for Military Affairs menilai bahwa parade militer itu merupakan wujud pamer kekuatan Korut untuk menekan AS dan Korsel. Sebab, kedua negara itu telah mengintensifkan berbagai latihan pertahanan bilateral di Semenanjung Korea. Korut pun telah berulang kali mengecam latihan AS-Korsel yang disebut mengancam perdamaian.
โMelalui parade senjata itu, Korut berupaya menciptakan ancaman terhadap Korsel dan AS,โ kata Kim Yeol-su.
Baca Juga:ย Tentara AS Masih Ditahan di Korea Utara, Pihak Keluarga Tuntut Pemerintah
Salah satu senjata yang dipamerkan Korut yaitu rudal Hwasong-17 dan Hwasong-18. Kedua rudal ini merupakan rudal berbahan bakar padat tipe baru yang telah diuji coba sebanyak dua kali pada awal tahun ini. Menurut Kim Yeol-su, Korut menganggap rudal itu sebagai salah satu yang tercanggih dan menjadi simbol ambisi Kim Jong Un menciptakan negara yang disegani. (bp)