Jakarta, IDM – Hubungan antara India dan Pakistan semakin bersitegang usai keduanya saling meluncurkan serangan udara pada Rabu (7/5). Hal ini menimbulkan kekhawatiran eskalasi konflik antar negara berkekuatan nuklir tersebut.
India meluncurkan beberapa rudal termasuk ke wilayah Kashmir, yang dikuasai Pakistan. Serangan yang menewaskan 26 orang itu disebut militer Pakistan sebagai sebuah tindakan perang.
Sementara, Kementrian Pertahanan India mengatakan bahwa serangan itu merupakan balasan terhadap para militan yang melakukan penembakan warga sipil pada bulan lalu di Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Baca Juga:ย India Luncurkan Serangan Udara ke Sembilan Titik di Pakistan
“Langkah-langkah ini diambil menyusul serangan teroris Pahalgam yang menewaskan 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal. Kami menepati komitmen bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini akan dimintai pertanggungjawaban,” kata Kementrian Pertahanan (Kemhan) India, melansir Pib.gov.in.
Pakistan lantas langsung membalas dan mengklaim berhasil menembak jatuh beberapa pesawat tempur India, termasuk tiga pesawat Rafale. Namun, India belum mengkonfirmasi hal tersebut.
Permusuhan antara India-Pakistan memang telah berlangsung lama. Pakar Think Tank Atlantic Councilโs South Asia Center, Shuja Nawaz memperingatkan bahwa saling serang itu dapat menimbulkan eskalasi konflik hingga penggunaan senjata yang lebih masif seperti nuklir.
Baca Juga: Korsel: Korut Luncurkan Rudal Balistik Jarak Pendek
“Pakistan memiliki kebijakan ‘quid pro quo plus.’ Jadi, kemungkinan direspons lebih keras di dalam wilayah India dan Kashmir yang dikelola India, mungkin dengan menggunakan senjata udara ke udara jarak jauh,” ujarnya melansir Atlantic Council, Kamis (8/5).
“Tangga eskalasi sangat curam. Dunia tidak membutuhkan titik api lain di mana kedua belah pihak memiliki senjata nuklir, dan serangan udara dan drone jarak jauh dapat dengan mudah menyebabkan penggunaan senjata yang lebih berat,” sambungnya. (bp)