Jakarta, IDM โ Hamas bersedia untuk merundingkan kesepakatan komprehensif guna mengakhiri perang di Gaza dan menukar semua sandera Israel dengan warga Palestina yang ditahan Tel Aviv.
Dilansir dari Reuters, Jumat (18/4), hal itu diungkapkan oleh Khalil Al-Hayya, kepala Hamas di Gaza yang memimpin negosiasi. Ia mengatakan, pihaknya tidak akan menyetujui kesepakatan yang bersifat sementara, melainkan ingin ‘negosiasi paket komprehensif’. Tujuannya untuk membebaskan semua sandera dengan imbalan diakhirinya perang dan rekonstruksi Gaza.
Baca Juga: Sebanyak 500.000 Warga Gaza Terpaksa Mengungsi Akibat Serangan Israel
“Netanyahu dan pemerintahannya menggunakan perjanjian parsial sebagai kedok untuk agenda politik mereka, yang didasarkan pada kelanjutan perang pemusnahan dan kelaparan, bahkan jika harganya adalah mengorbankan semua tawanannya Kami tidak akan menjadi bagian dari kebijakan ini,” kata Hayya, merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Mesir selaku mediator Israel-Hamas telah berupaya melanjutkan perjanjian gencatan senjata yang berhenti pada Maret lalu. Perundingan terbaru berlangsung di Kairo pada Senin lalu tetapi belum membuahkan hasil.
Baca Juga: AS Kerahkan B1-B ke Korsel, Korut: Picu Konfrontasi
Israel mengusulkan gencatan senjata selama 45 hari di Gaza untuk pembebasan sandera. Namun, Hamas menolak usulan itu karena salah satu syaratnya adalah pelucutan senjata Hamas. Menurut Hayya, Israel menawarkan usulan dengan “syarat yang mustahil.” (bp)