Jakarta, IDM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku siap untuk gencatan senjata dengan Ukraina. Namun, ia mengaku perlu diskusi lebih mendalam terkait langkah konkret yang akan dilakukan sebelum kesepakatan dicapai.
Hal itu diungkapkan Putin menanggapi proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diajukan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, dalam pertemuan dengan otoritas Ukraina di Arab Saudi pada Selasa (11/3).
Baca Juga: Satgas Pamtas Yonarmed 11 Optimalkan Lahan Kosong untuk Wujudkan Pertanian ProduktifÂ
Putin juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas perhatiannya terhadap penyelesaian konflik di Ukraina, seraya menekankan perlunya solusi yang menyelesaikan akar konflik.
“Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan permusuhan, tetapi kami beranggapan bahwa penghentian ini harus sedemikian rupa sehingga akan mengarah pada perdamaian jangka panjang dan menghilangkan penyebab awal krisis ini,” kata Putin saat konferensi pers bersama Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Moskow, melansir Kremlin.ru, laman kepresidenan Rusia, Kamis (13/3).
Ia pun menuturkan kekhawatiran bahwa gencatan senjata akan memberi pasukan Ukraina kesempatan untuk mengumpulkan kembali kekuatan dan mempertanyakan mekanisme pencegahan terjadinya hal tersebut.
Baca Juga: Sebanyak 1.350 Personel TNI Akhiri Masa Tugas di Papua
Selain itu, kata dia, rincian seperti siapa yang akan memantau medan konflik sepanjang 2.000 km, siapa yang akan menegakkan gencatan senjata dan ketentuan jika melanggar juga perlu dipertimbangkan dengan matang.
“Siapa yang akan menentukan di mana dan siapa yang melanggar kemungkinan kesepakatan gencatan senjata sejauh dua ribu kilometer? Lalu siapa yang akan “menyalahkan” pelanggaran kesepakatan ini kepada siapa? Ini semua adalah pertanyaan yang memerlukan penelitian cermat dari kedua belah pihak,” jelasnya. (bp)