Jakarta, IDM – Otoritas Palestina mengatakan bahwa agresi dan genosida yang dilakukan militer Israel selama konflik telah menghancurkan 80 persen wilayah Gaza Utara.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Kementerian Pekerjaan Umum Gaza, dimana wilayah seperti kamp pengungsi Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia telah mengalami kehancuran yang hampir total.
Baca Juga: Lebih dari 2.400 Truk Berisi Bantuan Kemanusiaan Telah Memasuki Gaza
“Kehancuran itu sangat parah, mempengaruhi rumah, jalan, dan infrastruktur, membuat Gaza utara tidak dapat dihuni,” kata Sarhan melansir AA, Rabu (22/1).
Ia menjelaskan, kini lebih dari 300.000 warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Hancurnya wilayah Gaza juga akan berdampak buruk terhadap para pengungsi yang memilih kembali ke rumah usai gencatan senjata. Oleh sebab itu, ia menyerukan perlunya dukungan internasional untuk rekonstruksi Gaza utara.
Senada, Imad Badwan selaku kepala Kotamadya Beit Hanoun, menyebut Gaza utara sebagai zona bencana. Ia mengungkapkan, fasilitas yang rusak termasuk jalan, jaringan air, pembuangan limbah, rumah sakit, sekolah, hingga markas UNRWA yang berfungsi sebagai tempat penampungan.
Baca Juga: Cina Kembali Kirim Kapal Penjaga Pantai ke ZEE Filipina
“Serangan Israel menyebabkan kematian atau hilangnya lebih dari 5.000 orang dan melukai sekitar 13.000 orang, dengan lebih dari 200.000 orang mengungsi,” kata Badwan.
Adapun, perjanjian gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada hari Minggu (19/1) dan menghentikan konflik yang telah menewaskan sedikitnya 47.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 110.700 orang sejak 7 Oktober 2023. (bp)