Jakarta, IDM – Tiga prajurit TNI Angkatan Udara (TNI AU) berbagi cerita terkait kesempatan mereka mengikuti pelatihan khusus di institusi militer Amerika Serikat (AS).
Kapten Pnb I Putu S. Kedaton, seorang Instruktur Penerbang di Pangkalan Udara Adi Sucipto, Yogyakarta, mengikuti program pelatihan di Squadron Officer School (AETC), Maxwell Air Force Base, Alabama.
Tidak hanya memperdalam pengetahuan terkait penerbangan, ia juga mengatakan telah mempelajari seni mengajar dan komunikasi efektif, sebuah keterampilan yang kini ia terapkan sebagai instruktur dalam membimbing generasi baru pilot TNI AU. “Cara mereka untuk berkomunikasi dengan saya adalah dengan mengajak saya berbicara saat terjadi diskusi,” ujar Putu, dikutip dari keterangan Kedubes AS yang diterima redaksi, Rabu (23/4).
Baca Juga: Dipimpin Wakasau, Delegasi TNI AU Tinjau Produksi Radar Thales Prancis
Sementara, Lettu Tek Riszi Bagus Prasetyo, Kepala Bengkel Komponen di Satuan Pemeliharaan 33, Malang, Jawa Timur, mempelajari sistem kelistrikan dan lingkungan pesawat, khususnya untuk pesawat buatan AS seperti Hercules C-130 dan F-16. Pelatihan ini ia ikuti di Sheppard Air Force Base, Texas, dari bulan September hingga Desember 2024.
Ia mengungkapkan, salah satu hal yang paling berkesan baginya adalah kedisiplinan yang ditunjukkan oleh rekan-rekan sekelasnya. Menurutnya, rekan-rekan AS yang ditemuinya di Texas sangat rendah hati. “Mereka sangat welcome terhadap orang-orang luar negeri,” katanya.
Adapun, Kapten Lek Stella Wardhany, Kepala Sub Seksi Kualitas Produksi Satuan Pemeliharaan 23 di Jakarta mengikuti program Precision Measurement Equipment Lab di Keesler Air Force Base, Mississippi. Wawasan terkait sistem kalibrasi pesawat yang ia dapat dari pelatihan itu pun kini ia terapkan dalam pekerjaannya.
Ia berpesan kepada anak muda di Indonesia untuk terus belajar dan berpikir lebih terbuka terhadap kesempatan yang datang. “Jangan takut untuk mengambil kesempatan karena belum tentu kesempatan akan datang kedua kalinya,” katanya.
Pemerintah AS mensponsori sekitar 200 prajurit militer dari ketiga matra TNI untuk mengikuti program pelatihan di berbagai institusi di AS setiap tahunnya. Program ini memberikan keahlian teknis, keterampilan kepemimpinan, dan pengalaman lintas budaya guna meningkatkan kapabilitas pertahanan Indonesia.
Selain masing-masing prajurit memperoleh pengetahuan berharga, ini juga merupakan salah satu cara AS dan Indonesia terus memperkuat kemitraan pertahanan yang berkelanjutan. (bp)