Jakarta, IDM โ Kepala Pusat Zeni Angkatan Darat (Kapusziad) Mayjen TNI Budi Hariswanto merekomendasikan pembentukan organisasi kenubikaan (nuklir, biologi, dan kimia) di masing-masing matra TNI.
Hal ini dikatakannya saat menjadi narasumber kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Membangun Kemandirian Pertahanan Biologi Nasional untuk Mengantisipasi Perang Biologi Modern” yang digelar dengan Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Satgas Yonif Para Raider 503 Gelar Pelayanan Kesehatan
Dilansir dari keterangan Penerangan Pusziad, Rabu, (23/10) menurut Budi, bahwa perlunya memahami karakteristik perang biologi modern, yang meliputi bentuk (perang hybrid), sasaran (manusia, hewan ternak, pertanian), sifat (low visibility, high potential, berkembang biak, bermutasi), respon (kesiapsiagaan yang memadai serta cepat), dampak (perang biologi lebih dahsyat dibanding ledakan senjata nuklir).
Lanjut Budi bahwa terdapat lima pilar pertahanan biologi yang meliputi Assessing, Preventing, Protecting, Respond, Recovering.
Baca Juga: Panglima Kostrad Tinjau Latihan Pratugas Timsus dan Latihan Terpusat Aarm-32
“Pusziad menyampaikan rekomendasi yaitu rekomendasi dilingkup TNI yaitu membentuk pusat pengendalian Nubika, membentuk organisasi kenubikaan di masing-masing matra TNI, peningkatan satuan Nubika Zeni TNI AD, Pemenuhan Alutzi Nubika jajaran Zeni TNI AD, pembekalan pengetahuan dasar bahaya Nubika ke seluruh prajurit TNI, program pemenuhan fasilitas laboratorium, penguatan riset dan teknologi kerjasama, program kemandirian industri Alpal pertahanan biologi Nasional,” kata Budi.
Kemudian rekomendasi di tingkat nasional lanjut Budi, yaitu membentuk Otas senjata biologi dan rencana aksi nasional, harmonisasi regulasi penggunaan kepemiliikan penyimpanan bahan biologi beresiko tinggi, membentuk lembaga pengawas dan jaminan mutu fasilitas biologi, penetapan dan alokasi anggaran penguatan lima pilar di masing-masing K/L/I, penyusunan Renkon Nasional dan Rentikon wilayah. (rr)