Jakarta, IDM โย Korea Utara (Korut) menekankan bahwa latihan militer gabungan antara Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) yang dilakukan secara rutin telah melewati ‘batas garis merah perang nuklir baru’.
Dilansir dari Yonhap, Selasa (23/7), pernyataan itu ditulis dalam sebuah koran lokal Korut, Rodong Sinmun, untuk meningkatkan kesadaran rakyat akan agretivitas Korsel-AS jelang peringatan gencatan senjata pada 27 Juli, yang mengakhiri Perang Korea tahun 1950-1953.
โKegilaan musuh dalam melakukan agresi dan perang tidak pernah bisa dihentikan. Mereka kini melewati garis merah perang nuklir dunia tanpa ragu-ragu,โ katanya.
Baca Juga:ย Dituduh Israel Dukung Hamas, Turki: Propaganda Kotor
Sejalan dengan itu, dikatakan bahwa Presiden Korut Kim Jong-un terus memperkuat deterens nuklir yang dapat mengakhiri “perang berkepanjangan ini selamanya”.
Korut telah seringkali mengecam latihan militer gabungan Korsel-AS sebagai latihan invasi. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Unifikasi Korsel menyebut pihaknya selalu bertindak damai.
โ70 tahun terakhir Korsel telah mencapai kebebasan, demokrasi, dan pertumbuhan ekonomi yang tak tertandingi, yang tidak mungkin dibandingkan dengan Korut, dan yang disaksikan oleh seluruh dunia,โ kata Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korsel Koo Byoung-sam.
Baca Juga:ย Presiden Filipina Tegaskan Tak Akan Mundur Perjuangkan Kedaulatan di Laut Cina Selatan
Perang Korea berakhir dengan Perjanjian Gencatan Senjata pada 27 Juli 1953. Sejak tahun 1996, Korut merayakan tanggal penandatanganan gencatan senjata sebagai ‘Hari Kemenangan’, dan mengklaim Korut memenangkan perang.
Pada tahun lalu, Korut menggelar parade militer untuk memperingati Hari Kemenangan ke-70 dengan mengundang Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan anggota Partai Komunis Cina Li Hongzhong. (bp)