Jakarta, IDM โย Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyebut jika pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja (capaja) TNI-Polri 2024 di Jakarta pada Jumat (12/7) tak perlu dibenturkan dengan program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pada kesempatan tersebut, Prabowo mengatakan pembangunan akan sia-sia kalau negara tidak mampu melindungi rakyatnya. Khairul menyayangkan persepsi beberapa pihak yang kemudian membenturkan pernyataan Prabowo ini dengan program infrastruktur Jokowi.
โMenurut saya pernyataan Prabowo itu logis dan tidak salah. Apalagi ketika disampaikan di hadapan para calon perwira remaja TNI dan Polri yang nantinya akan menjadi ujung tombak dan tulang punggung pengelolaan pertahanan dan keamanan negara,โ katanya kepada Indonesia Defense Magazine (IDM), Minggu (14/7) malam.
Baca Juga:ย Masyarakat Sumsel Bentangkan Bendera Merah Putih Raksasa di Gunung Dempo
โMemotivasi dan mengajak berpikir strategis terkait apa yang akan menjadi tugas mereka nanti, adalah hal yang wajar,โ lanjutnya.
Khairul mengatakan sebenarnya keamanan negara dan sektor pembangunan bukan hal yang berbenturan. Karena tanpa pertahanan yang kuat dan keamanan yang terjamin, ekonomi tidak akan berjalan dengan baik.
โTidak perlu juga dibenturkan, apalagi diarahkan pada pembentukan persepsi politis yang sempit dan dangkal,โ ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Militer: Pemerintah ke depan Sadari Urgensi Tingkatkan Kapabilitas Pertahanan Siber
Adapun menurutnya masalah kedaulatan, ketahanan nasional, keamanan nasional, keselamatan bangsa, itu isu yang penting. Dalam hal ini, pangan, energi, kesejahteraan rakyat, itu semua terkait ke dalamnya. Karena itu menjadi kepentingan nasional yang harus diutamakan.
โPrasyarat utama pertumbuhan dan perputaran roda ekonomi itu adalah hadirnya stabilitas. Sementara Indonesia sedang memasuki masa di mana lingkungan strategisnya diliputi kondisi dinamis yang ditandai perubahan cepat, ketidakpastian, kerumitan dan kekaburan informasi. Kondisi ini populer disebut sebagai VUCA, akronim dari volatilitas, uncertainty, complexity dan ambiguity,โ jelasnya.
โJadi ini soal bagaimana sektor-sektor ini bisa sama-sama berjalan, baik secara paralel maupun simultan,โ kata Fahmi. (nhn)