Jakarta, IDM โย Think Tank Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai bahwa serangkaian tindakan Korea Utara (Korut) yang mengirim balon pembawa sampah termasuk bentuk ‘terorisme lunak’ yang tidak boleh dibiarkan.
Sebelumnya, sejak 28 Mei hingga 26 Juni, Korut telah mengirim ribuan balon berisi sampah ke Korsel, yang menyebabkan kegelisahan publik terutama masyarakat yang dekat wilayah perbatasan.
Baca Juga:ย AS akan Tambah Bantuan Militer Senilai $2,3 Miliar untuk Ukraina
โMeskipun balon-balon ini mencerminkan kelemahan dan ketidakamanan Korea Utara, balon-balon ini tidak boleh dianggap enteng. Balon-balon berisi sampah dan kerusakan yang diakibatkannya adalah bentuk terorisme ringan,โ tulis laporan tersebut melansir CSIS, Kamis (4/7).
โBayangkan saja jika mereka memasukkan bubuk yang tidak dapat diidentifikasi ke dalam balon; hal itu akan menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat Korsel,” tambahnya.
Baca Juga:ย Rusia Sebut Barat Sengaja Provokasi Konflik dengan Ukraina
Lebih lanjut, laporan itu memperingatkan bahwa tindakan balasan Korsel berupa menyiarkan propaganda anti Pyongyang melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan dapat meningkatkan ketegangan antar-Korea. Kim Yo-jong, pejabat penting sekaligus adik Presiden Korut Kim Jong-un pun pernah mengancam untuk menghancurkan pengeras suara tersebut.
โIni akan menjadi eskalasi yang berbahaya bersamaan dengan gangguan sinyal GPS baru-baru ini, perambahan ke dalam Zona Demiliterisasi, dan demonstrasi rudal,โ katanya. (bp)