Korea Utara (Korut) kembali menerbangkan balon-balon pembawa sampah ke Korea Selatan (Korsel). Hal itu dilakukan usai Kim Yo Jong, pejabat penting sekaligus adik Presiden Korut Kim Jong Un, berjanji untuk membalas propaganda anti-Pyongyang.
Think Tank Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai bahwa serangkaian tindakan Korea Utara (Korut) yang mengirim balon pembawa sampah termasuk bentuk 'terorisme lunak' yang tidak boleh dibiarkan.
Pihak militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) kembali mengirimkan balon-balon pembawa sampah ke negaranya pada beberapa waktu lalu.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa terdapat berbagai jenis sampah hingga parasit di dalam plastik yang dikirim melalui balon oleh Korea Utara (Korut) pada beberapa waktu lalu.
Korea Utara (Korut) kembali mengirimkan balon pembawa sampah ke Korea Selatan (Korsel). Hal itu ditanggapi Korsel dengan menyiarkan propaganda anti-Pyongyang melalui puluhan pengeras suara yang dipasang di wilayah perbatasan antara kedua negara.
Korea Selatan (Korsel) berencana untuk sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer dengan Korea Utara (Korut) yang dibuat pada tahun 2018, usai insiden pengiriman ribuan balon pembawa sampah selama beberapa hari terakhir.
Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara (Korut) Kim Kang Il mengatakan pihaknya akan berhenti mengirim balon pembawa sampah ke Korea Selatan (Korsel). Menurutnya, tindakan itu sudah cukup memberikan rasa tidak nyaman bagi negara tetangganya tersebut.
Korea Utara (Korut) meluncurkan sekitar 10 rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur, sehari setelah mengirimkan lebih dari 200 balon berukuran besar yang berisikan sampah ke Korea Selatan (Korsel).