Jakarta, IDM โย Ukraina dan Rusia telah melakukan pertukaran tawanan masing-masing 1.000 orang, yang berlangsung selama tiga hari. Pertukaran ini merupakan yang terbesar sejak perang pecah pada Februari 2022.
Pertukaran tawanan tahap terakhir dilakukan pada Minggu (25/5), di mana masing-masing membebaskan 303 orang. Rusia dan Ukraina menyetujui pertukaran itu saat perundingan langsung untuk pertama kalinya di Kota Istanbul, Turki, pada 16 Mei lalu.
Baca Juga:ย Gagal Luncurkan Kapal Perusak Baru, Korut Tahan Beberapa Pejabat
“Dalam tiga hari, pada 23, 24, dan 25 Mei, 880 prajurit Rusia dan 120 warga sipil telah dipulangkan. Perjanjian pertukaran yang dicapai di Istanbul pada 16 Mei telah dilaksanakan sepenuhnya,” kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Aleksandr Fomin melansir Telegram MoD Russia, Senin (26/5).
“Kami berharap bahwa pertukaran tawanan perang dalam skala besar, yang diprakarsai oleh Federasi Rusia, akan berkontribusi dalam menciptakan suasana yang mendukung untuk membahas persyaratan penyelesaian krisis Ukraina secara damai,” sambungnya.
Dalam pernyataan terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga melaporkan yang sama. Ia berkomitmen untuk membawa kembali setiap warga negaranya yang masih ditawan Rusia.
Baca Juga:ย Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-S Bantu Masyarakat Atasi Kekurangan Air di Lebanon
Meskipun melakukan pertukaran tawanan, Rusia dilaporkan meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke beberapa wilayah Ukraina termasuk Ibu Kota Kyiv dan Zhytomyr, sejak Sabtu (24/5) malam. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan drone terbesar tersebut.
“Tentara Rusia meluncurkan jumlah drone terbanyak ke kota-kota dan masyarakat kami sejak dimulainya perang skala penuh, 355 UAV serang, sebagian besar ‘Shahed’. Ada juga 9 rudal jelajah,” tulis Zelensky melalui platform X. (bp)