Jakarta, IDM – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan melakukan pembicaraan terkait status kesepakatan ekspor gandum Ukraina, Selasa (1/11). Putin menginginkan adanya penyelidikan terperinci terkait serangan terhadap armada Rusia dan jaminan dari Ukraina untuk tidak menggunakan koridor ekspor gandum demi tujuan militer.
Dilansir dari Kremlin.ru, Selasa (1/11), Putin melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Erdogan terkait pertimbangan untuk melanjutkan kesepakatan ekspor gandum. Rusia menganggap tindakan terorisme terhadap kapal mereka tidak dapat dibiarkan. Sehingga, Rusia menginginkan adanya penyelidikan dan jaminan untuk menjalankan perjanjian tersebut tanpa keterlibatan militer Ukraina.
โMengenai dimulainya kembali partisipasi Rusia dalam inisiatif tersebut, penyelidikan terperinci terhadap serangan itu diperlukan. Jaminan nyata dari Ukraina tentang kepatuhan yang ketat terhadap perjanjian juga diperlukan. Rusia telah meminta Ukraina berkomitmen untuk tidak menggunakan koridor kemanusiaan untuk tujuan militer,โ ujar Putin.
Turki aktif menjadi mediator dalam perjanjian ekspor gandum dengan Rusia dan Ukraina. Setelah Rusia mundur dari penjanjian tersebut, Turki berupaya untuk melakukan pembicaraan dan menegaskan semua pihak harus terbuka dalam melanjutkan kesepakatan.
Baca: Korut Tuntut AS dan Korsel Hentikan Latma Militer
Dilansir dari AA, Selasa (1/11), Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa โKami berbagi pandangan dengan Rusia dan Ukraina. Rusia tidak nyaman dengan serangan yang bertentangan dengan kesepakatan. Kami sedang mengevaluasi fakta untuk melihat apakah pengaturan akan diperpanjang.โ
Hulusi menegaskan bahwa Turki berkomitmen dalam melanjutkan perjanjian dan akan terus melakukan pembicaraan dengan semua pihak demi keberlangsungan ekspor gandum tersebut.ย (bp)