Jakarta, IDM – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi memastikan ketakutan terkait militerisasi di kampus tidak benar. Hal ini dikatakannya menjawab penolakan mahasiswa Universitas Udayana yang meminta pembatalan kerja sama pihak kampus dengan Kodam IX/Udayana.
“Ini adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak mendasar. TNI sudah melakukan kerja sama ini dengan kampus-kampus selama bertahun-tahun. Apakah ada selama ini misalnya kerja sama dengan TNI, melakukan wawasan kebangsaan, bela negara di kampus, terus jadi militerisasi di sana? tidak ada,” kata Kristomei kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/4).
Baca Juga: Klaim Bohong OPM Bunuh Warga Sipil Tapi Sebut TNI
Lebih lanjut kata Kristomei permintaan Universitas agar TNI hadir di kampus tersebut tentunya sudah melalui pertimbangan-pertimbangan dari rektorat.
“Kenapa dia meminta TNI untuk masuk dalam rangka pembinaan mahasiswanya? Dalam rangka wawasan kebangsaan, bela negara, kedisiplinan, tentang geopolitik, bagaimana TNI dalam menjalankan negara demokrasi. Kan itu,” kata Kristomei.
Baca Juga: Soal Pergantian KSAL, TNI Masih Tunggu Sidang Dewan Jakti
Mantan Wakil Gubernur Akmil ini juga mengatakan selama ini tidak terbatas bahwa hanya TNI yang masuk kampus tapi juga sudah banyak melakukan seminar-seminar dengan tema kebangsaan.
“Saya mantan wakil gubernur akademi militer. Kita melakukan seminar-seminar, fokus group discussion, juga mengundang para mahasiswa, baik mahasiswa S1, S2, S3, untuk kita seminar, sama-sama berdiskusi. Kan tidak ada salahnya. Dalam batas lingkungan akademik. Jadi menurut saya kalau ketakutan nanti ada militerasi dan lainnya itu tidak berdasar. Harus lebih dipertimbangkan. Harus ada kajian akademiknya. Bikin quantitative research,” tutup mantan Kadispenad ini. (rr)