Jakarta, IDM – Prajurit Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) 1 Marinir dan Marine Special Operations Command (Marsoc) melaksanakan latihan menembak Combat Marksmanship di Sentul, Bogor, Kamis (23/11).
First Sergeant (Sersan Pertama) Ben, menjelaskan Korps Marinir Indonesia, khususnya Taifib dan Korps Marinir Amerika (US Marine) memiliki program keahlian atau skill menembak yang baik dan berkualifikasi.
“Namun, hal itu harus terus di kembangkan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang dinamis,” ujar Ben, dikutip dari keterangan Pasmar 1, Jumat (24/11).
Baca Juga:ย Keris Marex-23: Ratusan Prajurit Marinir Indonesia-Amerika Tingkatkan Kemampuan Pertahanan Pesisir
Di kesempatan yang sama, Komandan Batalyon Intai Amfibi (Danyontaifib) 1 Marinir Mayor (Mar) Laili Nugroho mengatakan latihan menembak Combat Marksmanship bertujuan meningkatkan keterampilan individu.
“Serta meningkatkan kemampuan prajurit dalam melakukan keahlian menembak tempur untuk diaplikasikan pada hubungan tim dan satuan yang lebih besar,” kata Laili.
Ia melanjutkan, landasan menembak Combat Marksmanship adalah bodypos, muzzle awareness, cross eye, weapon manipulation, moving, reload or transition and malfunction. Beberapa prinsip yang disebutkan ini adalah keselarasan penglihatan.
Baca Juga:ย Perdana Ikuti Latma Keris Marex, Marine Expeditionary Unit Latih Kemampuan Perang Hutan
“Ini mengacu pada menyelaraskan pandangan dengan target secara cepat, tepat, efektif, dan efisien menyerang target dengan ukuran berbeda pada berbagai jarak,” jelasnya.
M2MC Torchlight 2023 merupakan latihan skala besar antara Taifib 1 Marinir dengan Korps Marinir AS dalam untuk meningkatkan kemampuan dengan cara bertukar pengetahuan melalui diskusi materi teori maupun di lapangan.
Latihan ini digelar di tiga wilayah, yaitu di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul, Bogor, di Yontaifib 1 Marinir Marunda, dan Kepulauan Seribu yang berlangsung dari 21 November-5 Desember. (at)