Jakarta, IDM – Belum usai persoalan judi daring di tubuh TNI, kali ini Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI disebut sedang mengalami dugaan peretasan data yang disebarkan oleh peretas dengan akun MoonzHaxor dari BreachForum beberapa waktu lalu.
Menanggapi kejadian ini, pengamat militer Angga Pratama Praditya mengatakan perlunya peningkatan kemampuan SDM, perbaikan dan implementasi standar operasional prosedur di kalangan TNI beserta infrastruktur keamanan teknologi informasi (IT).
โPeningkatan SDM bidang IT dengan menyaring talenta terbaik IT pada sektor swasta melalui Komponen Cadangan,โ kata Angga kepada Indonesia Defense Magazine, Rabu (26/6).
Baca Juga:ย Kapal Kadet Italia, ITS Amerigo Vespucci Rencana Kunjungi Indonesia
Ia juga menyarankan agar TNI dapat membuka kerja sama secara lebih luas dengan sektor swasta yang memiliki kredibilitas dan kapasitas dalam hal penanganan potensi serangan siber.
โPatut digarisbawahi, perkembangan IT dan cyber security di sektor swasta seringkali melaju lebih cepat dibandingkan dengan militer, TNI dapat memanfaatkan ekosistem IT dan cyber security yang lebih mature di sektor sipil Indonesia,โ lanjutnya.
Meski begitu, ia menyebut bahwa kebocoran data tidak hanya dialami militer Indonesia saja, melainkan Amerika Serikat, Australia serta beberapa negara lain. Pemerintah pun dirasa perlu mengkomunikasikan langkah strategi yang telah dan akan dilakukan.
โPerpres 47 2023 tentang strategi keamanan siber nasional merupakan langkah baik. Untuk tingkat TNI, perlu dibuat panduan cyber security dari level strategi, hingga level teknis pelaksana tingkat prajurit,โ ucapnya.
Baca Juga:ย Pindad dan JCD Jajaki Kerja Sama Jangka Panjang Senjata Turret Tank Harimau
Sebelumnya, beredar kabar dugaan peretasan data Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI oleh peretas MoonzHazor dari BreachForum dan mengklaim telah menguasai data milik BAIS TNI. Informasi tersebut kemudian diumumkan oleh akun pada media sosial X, @FalconFeeds.io.
“Terkait (informasi) akun X Falcon Feed yang menyiarkan bahwa data BAIS TNI diretas, sampai saat ini masih dalam pengecekan mendalam oleh Tim Siber TNI,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar, Rabu (26/6).
Dalam forum jual beli data gelap di dark web , peretas juga menyediakan contoh (sample) data yang mereka kuasai, dan menjanjikan data lengkap (full set data) kepada mereka yang ingin membayar. (nhn)